Senin, 28 November 2016

Persida disingkirkan PSDS di Piala Suratin 2016

Main bagus tapi nasib lagi apes. Itulah yang membuat arek-arek Persida Sidoarjo tersisih dari Piala Suratin 2016. Mewakili Jawa Timur di grup A, Persida akhirnya disingkirkan PSDS Deliserdang Sumatera Utara.

Di laga terakhir grup A itu Persida kalah 0-1. Maka impian untuk maju ke 16 besar pun kandas. PSDS yang berhak menemani Putra Tresna Denpasar dari grup A.

Apesnya, gol semata wayang PSDS dicetak pada menit ke-90 plus alias injury time. Seandainya skor imbang 0-0 bisa dipertahankan, Persida yang justru lolos. Poin yang diperoleh Persida sama dengan PSDS tapi Persida kalah head to head.

Meski tersisih, pelatih Hayatul Fauzi bangga dengan prestasi yang diraih anak asuhnya. Apalagi Persida sama sekali tidak diunggulkan di kejuaraan sepakbola U17 ini. Bahkan di zona Jatim Persida dipandang sebelah mata.

"Anak-anak kurang konsentrasi sampai selesai karena merasa sudah aman dengan hasil seri," ujar Fauzi. Sebaliknya anak-anak PSDS main ngeyel untuk memburu tiga poin agar lolos. "Kita kalah motivasi."

Selain itu, menurut Fauzi, persiapan Persida untuk berlaga di Pekalongan ini terlalu singkat. Ini membuat kerja sama beberapa pemain baru dengan pemain lama belum sempurna.

Usia skuad Persida masih sangat muda. Baru 17 tahun. Fauzi melihat masa depan anak asuhnya sangat cerah jika mereka rajin berlatih dan memperbaiki mental bertanding. Menganggap remeh lawan justru bisa jadi bumerang.

Sabtu, 26 November 2016

Kiprah Persida Sidoarjo di Piala Suratin 2016

Tim muda Persida U-17 Sidoarjo sedang berjuang di Piala Suratin 2016 tingkat nasional. Tanpa target yang muluk, anak-anak asuhan pelatih Hayatul Fauzi ini berusaha lolos dari grup A di Pekalongan Jawa Tengah.

Hasil yang dicapai sejauh ini tidak mengecewakan. Di laga perdana Persida Sidoarjo ditahan imbang 1-1 oleh Putre Tresna Denpasar. Anak-anak muda yang juara Piala Suratin Zona Jawa Timur itu rupanya masih demam panggung. Kerja sama antarlini belum bagus. Apalagi ada beberapa pemain kunci yang masih cedera.

Syukurlah, di pertandingan kedua Persida menang 2-1 atas PS Oku Timur, Sumatera Selatan. "Anak-anak tampil penuh semangat. Kerja sama antarpemain pun bagus," kata pelatih Fauzi.

Raihan tiga poin ini membawa Persida duduk di tangga kedua grup A. Poinnya sama dengan Putra Tresna, namun kalah satu gol.

Laga ketiga melawan PSDS Sumatera Utara sangat menentukan nasib Persida di kejuaraan sepak bola U-17 tingkat nasional itu. Setiap grup diambil dua tim teratas untuk berlaga di fase 16 besar.

Semoga arek-arek Persida bisa mengharumkan nama Kabupaten Sidoarjo di pentas bola tingkat nasional.


Sent from my BlackBerry

Sabtu, 11 Juli 2015

Takraw raih 2 medali emas

Tim beregu sepak takraw putra dan putri porprov Sidoarjo berhasil menyandingkan medali emas di final, 11 Juni 2015. Tim putra berhasil menang 3-0 dengan Kabupaten Pasuruan dan tim putri menang lawan Kota Surabaya dengan skor sama.

Kemenangan untuk merebut dua medali emas tersebut merupakan realisasi dari target KONI Sidoarjo. Tim sepak takraw putra merupakan salah satu cabang olahraga (cabor) yang diunggulkan untuk meraih medali emas.Tim putra yang dihuni oleH Fahmi Reza, M Syafrizal, M Azrul Sani, Abdul Muin dan Setyo Istiawan masih terlalu perkasa bagi lawan-lawannya. Termasuk juga tim putri yang diperkuat Uyun Sri Astuti, Umi Masruro, Herdinda Yuliarti, Rizki Tri Handayani dan Nuri Dian masih terlalu tangguh.

Pelatih sepak takraw M Rifai mengatakan, target emas memang ada di pundak para pemain tim beregu putra dan putri. Karena itu para pemain sangat ngotot untuk merealisasikannya. "Para pemain bermain efektif untuk mencari poin," ucapnya.

Menurutnya, sepak takraw tetap harus dievaluasi. Perkembangan pemain sepak takraw di beberapa daerah akan membuat persaingan sepak takraw akan menjadi lebih ketat. "Kita memang diunggulkan tetapi banyak juga tim sepak takraw daerah lain yang sudah meningkat secara performa," pungkasnya.


Sent from my BlackBerry

Sidoarjo gagal 3 besar

Kabupaten Sidoarjo gagal memenuhi target tiga besar dalam klasemen akhir porprov 2015 di Banyuwangi yang berakhir pada 13 Juni 2015. Kota Delta harus puas berada di posisi keempat dengan koleksi medali 30 emas, 35 perak dan 39 perunggu.

Sidoarjo bahkan nyaris terlempar dari posisi lima besar jelang penutupan porprov. Sejumlah cabang olahraga (cabor) yang bertanding di babak final pada 13 Juni berhasil mengangkat peringkat Sidoarjo dengan koleksi tambahan medali emas. Sebelumnya, hingga satu hari jelang penutupan, posisi Sidoarjo masih belum beranjak dari posisi enam.

Cabor yang masuk final di antaranya, bola voli putra dan putri, bola voli pantai putri, futsal, judo, wushu berhasil memperoleh medali emas. Raihan medali tersebut membuat Sidoarjo memperoleh poin signifikan untuk mengatrol peringkat di klasemen akhir.Apalagi, Kabupaten Malang dan Kabupaten Gresik yang awalnya memiliki peringkat di atas Sidoarjo tidak memiliki sejumlah cabor yang masuk final di hari terakhir. Dengan memiliki poin 229 dari akumulasi perolehan medali emas, perak dan perunggu, Sidoarjo akhirnya bisa menyalip dua kabupaten tersebut yang menjadi musuh bebuyutan di porprov.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabinpres) KONI Sidoarjo mengatakan, sejumlah cabor memang meleset dari target untuk memperoleh medali. Hal terebut membuat peringkat Sidoarjo sulit naik untuk masuk lima besar. Kabupaten Malang dan Kabupaten terus mengoleksi medali untuk cabor-cabor yang sudah dipertandingkan sebelum pembukaan pada 6 Juni.

"Sidoarjo awalnya memang sulit beranjak dari posisi 6 karena cabor favorit medali emas beberapa di antaranya baru bertanding di akhir," jelasnya.

Dua hari jelang penutupan porprov tim pemenangan porprov Sidoarjo langsung menggelar rapat untuk membahas target medali emas yang harus didapat oleh cabor yang bertanding di final. Setiap tim pemenangan diharapkan memberikan motivasi agar target tersebut tercapai. "Akhirnya berhasil. Secara hitung-hitungan poin Sidoarjo berhasil menyodok peringkat keempat," jelasnya.

Sekretaris KONI Sidoarjo Sunardi mengakui, jika secara target, peringkat Sidoarjo memang tidak bisa berada di posisi ketiga. Namun, perolehan medali, meningkat dibandingkan porprov 2013 di Madiun. Pada porprov dua tahun lalu, Sidoarjo memperoleh medali 26 emas, 24 emas dan 45 perunggu. Sedangkan, di porprov Banyuwangi, medali yang diperoleh yalni, 30 emas, 35 perak dan 39 perunggu.

"Persaingan porprov kali ini lebih berat dan banyak kejutan," terangnya.

Sebelumnya KONI Sidoarjo menargetkan posisi ketiga di porprov Banyuwangi. Sidoarjo menargetkan medali 57 emas, 66 perak dan 68 perunggu. (Radar Sidoarjo)
Sent from my BlackBerry

Hadi Sutjipto kunci sukses Formi Sidoarjo

Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat atau Formi merupakan organisasi olahraga yang masih sangat muda. Beda dengan KONI. Atau PSSI yang dibentuk sejak zaman Belanda. Karena itu posisi ketua dan pengurus inti sangat menentukan jalannya organisasi.

Formi Sidoarjo beruntung karena sejak awal ditangani Hadi Sutjipto. Beliau wakil bupati Sidoarjo. Di tengah kesibukannya yang seabrek, Sutjipto sangat intens mengurusi berbagai komunitas olahraga yang tergabung dalam Formi. Beliau rela tidak libur akhir pekan untuk menyemangati komunitas-komunitas itu.

Sulit membayangkan Formi Sidoarjo bisa berkembang pesat dalam waktu singkat tanpa sentuhan tangan dingin Sutjipto. Ya jelas aja, beliau kan wabup. Punya otoritas untuk menggerakkan sumber daya di kabupaten? Bisa memerintahkan kepala-kepala dinas, para camat, hingga kepala desa? Bisa mengusahakan anggaran?

Betul. Tapi, jangan lupa, sebagian besar formi di Jatim ternyata tidak jalan. Padahal formi-formi itu juga dipimpin wakil bupati atau wakil wali kota. Ini membuktikan bahwa Pak Sucipto memiliki leadership yang mampu menggerakkan formi di Sidoarjo. Tanpa leadership mustahillah sebuah organisasi bisa berjalan dengan baik. Apalagi formi ini bukan organisasi yang bisa membuat orang cepat populer seperti PSSI yang jadi rebutan banyak tokoh itu.

Hanya saja, perlu diingatkan bahwa Pak Sutjipto tentu tidak mungkin terus-terusan mengurusi formi. Jika beliau tak lagi menjabat wakil bupati, otomatis formi harus diurus oleh orang lain yang mungkin bukan pejabat setingkat wakil bupati. Bisa jadi orang biasa, pensiunan pejabat, yang tak punya akses ke pemkab sehebat Hadi Sutjipto.

Dan itu akan menjadi batu ujian yang sesungguhnya untuk Formi Sidoarjo. Apakah bisa tetap jaya jika tidak dipimpin oleh pejabat tinggi? Apakah kegiatan rutin car free day yang dipuji formi pusat bisa berlanjut? Mampukah formi bisa eksis tanpa difasilitasi pejabat?

Mudah-mudahan Formi Sidoarjo siap menghadapi situasi seperti itu?


Sent from my BlackBerry

Sidoarjo kuasai bola voli putra dan putri

Prestasi membanggakan diraih oleh cabang olahraga (cabor) bola voli putra dan putri Sidoarjo. Meski hanya ditargetkan meraih medali perak, keduanya malah membuat kejutan. Tim bola voli putra dan putri berhasil mengawinkan gelar medali emas di babak final porprov 2015 di Banyuwangi.Tim bola voli putra membuat kejutan dengan mengalahkan tim kuat bola voli putra Kota Surabaya dengan skor 3-0.

Tim putri juga tidak kalah digdaya. Mereka juga berhasil melumat tim bola voli putri Kabupaten Probolinggo. Tim putri bahkan tidak pernah kalah mulai babak penyisihan hingga partai final.Hasil tersebut sekaligus membuat sejarah bagi tim bola voli Sidoarjo dengan mengawinkan dua gelar bola voli indoor.

Raihan emas itu juga untuk mengobati hasil dari tim bola voli pantai yang hanya meraih satu medali emas di nomor voli pantai putri.

Pelatih bola voli putri Sidoarjo Pedro Bertholemous Lilipaly mengatakan, hasil positif selama babak penyisihan tidak disiasiakan tim. Tim bola voli putrid terus mencari target memenangkan pertandingan. "Meski sudah lolos penyisihan kami tidak ingin main-main dan kami ingin terus menang."

Dia mengungkapkan, mental bertnding para pemain yang sudah terjaga akhirnya membuahkan hasil. Para pemain tampil prima di semifinal hingga final. Meski menghadapi lawan berat, namun para pemain tetap menampilkan permainan terbaik. "Medali emas merupakan hasil kerja keras pemain."

Hal yang sama juga diungkapkan oleh pelatih bola voli putra Sidoarjo, Markoji. Meski harus mati-matian memperoleh nilai di babak penyisihian, namun Sidoarjo akhirnya bias meraih emas. Puncak permainan, tim Kota Delta ditunjukkan setelah menang 3-0 melawan tim Kabupaten Banyuwangi 3-0 di babak penyisihan.

"Setelah kalah lawan Kabupaten Blitar, tim harus menang lawan tuan rumah. Para pemain tidak beban justru malah percaya diri," katanya.

.Dia menegaskan, setelah masuk di babak semifinal para pemain semakin bersemangat. Menghadapi musuh bebuyutan tim Kota Surbaya di final, para pemain tampil lepas. "Para pemain tampil all out dan memperoleh hasil yang luar biasa," ucapnya.

Ketua Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Sidoarjo Sigit Setyawan mengaku bersyukur dengan raihan emas dari bola voli indoor. "Ini hasil kerja keras semua tim bola voli putra dan putrid. Alhamdulillah bisa memberikan sumbangan emas untuk Sidoarjo," katanya. (Radar Sidoarjo)

Sent from my BlackBerry

Sidoarjo rajanya futsal di Jawa Timur

Tim futsal Sidoarjo masih terlalu kuat di Jawa Timur. Di babak final porprov di Banyuwangi, 13 Juni 2015, Sidoarjo mengalahkan tuan rumah Banyuwangi 6-2. Skor telak. Ribuan pendukung tuan rumah menjadi saksi hegemoni Sidoarjo di dunia futsal Jatim.

Ini berarti Sidoarjo berhasil mempertahankan medali emas sejak futsal dipertandingkan di porprov Madiun 2013. Tidak keliru kalau orang bilang Sidoarjo adalah rajanya futsal Jatim. Surabaya di posisi ketiga.

"Anak-anak main tenang dan sangat nyaman. Laga final itu justru penampilan terbaik anak-anak," kata Ruliyanto, pelatih futsal Sidoarjo.

Biasanya pemain-pemain sulit bermain nyaman di depan pendukung tuan rumah. Namun kamus lawas itu tidak berlaku untuk Sidoarjo. Mereka justru makin kesetanan saat diteror suporter tuan rumah. Ini juga menunjukkan mental juara anak-anak kota delta.

Prestasi Sidoarjo di ajang futsal Jatim memang mencorong. Yakni, juara pertama kejuaraan antar-pengcab 2012, porprov Jatim 2013, Kejurprov 2014 dan Porprov Jatim 2015.

Manajer tim futsal Sidoarjo, Dedy Eko Suwandi menegaskan, perjuangan timnya sejak babak penyisihan hingga final cukup berat. "Kami menghadapi lawan yang tangguh-tangguh sejak babak penyisihan. Kami bertemu Kabupaten Blitar di babak penyisihan, kemudian menghadapi Gresik, Surabaya dan terakhir Banyuwangi," urai Dedy pemilik Dyvy FC.

Persiapan Sidoarjo memang sistematis dan berjenjang. Selepas porprov 2013, pengurus langsung mengadakan kompetisi remaja siswa SMP. Bibit-bibit muda itu kemudian digembleng agar terbentuk tim yang solid.


Sent from my BlackBerry