Selasa, 28 April 2015

Persida Comot Pemain Porprov Sidoarjo

Manajemen Persida rupanya sudah lama lalai dalam mempersiapkan timnya
untuk kompetisi Divisi Utama 2015. Setelah gagal memakai tenaga pemain-pemain Deltras, pengurus tim Laskar Jenggolo ini meminta bantuan Vigit Waluyo untuk memasok pemain-pemain siap saji. Dari dulu Abah Vigit ini memang dikenal sebagai pemasok pemain untuk banyak klub di Indonesia.

Belakangan Rosyid Mardani mengatakan pihaknya akan memakai 8 pemain Porprov Sidoarjo. Delapan pemain ini pilar Kabupaten Sidoarjo untuk berlaga di ajang porprov di Banyuwangi pada 6-13 Juni 2015. "Kami gabungkan pemain-pemain proprov dengan Persida. Ini jadi modal kami
untuk ikut Divisi Utama," kata Rosyid.

Lalu, berapa pemain sebetulnya yang diproyeksikan Persida ke Divisi Utama? Rosyid dan pengurus Persida terus mengumbar rencana dan wacana di media massa. Sehingga kita tidak tahu kebutuhan pemain untuk Persida yang tengah dilanda krisis berat itu.

Berapa pemain yang dipasok Vigit? Berapa pemain porprov yang dipakai? Berapa pemain Persida lama yang senior? Berapa pemain muda yang selama ini berlatih bersama Persida? Seharusnya tim pelatih Persida membuat
analisis secara saksama.

Tapi, repotnya, sampai saat ini Persida belum punya tim pelatih resmi. Mengapa? Belum ada uang dari sponsor dan sumber lain yang sah. Akibatnya, manajemen Persida belum punya gambaran yang jelas tentang
kesiapan kompetisi kasta kedua itu.

Beginilah gambaran sepak bola di Indonesia. Jadwal kompetisi sudah mulai, 26 April 2015 (tapi batal gara-gara izin tidak keluar), tapi pengurus masih bicara soal rencana merekrut pemain. Kapan sepak bola kita bisa maju?

Sabtu, 25 April 2015

Vigit Waluyo selamatkan Persida

Gagal menggunakan pemain-pemain Deltras (Liga Nusantara), pengurus Persida akhirnya berpaling ke Vigit Waluyo. Bekas pengelola Deltras ISL itu diminta memasok pemain-pemain agar Persida bisa ikut kompetisi Divisi Utama musim 2015. Wow, selamat datang kembali Vigit Waluyo di Sidoarjo!

Ada untungnya juga menpora membekukan PSSI sehingga agenda kompetisi bola jadi tidak jelas. Persida yang belum melakukan persiapan punya banyak waktu untuk sekadar latihan dengan pemain-pemain yang akan disuplai oleh Vigit. "Kami akhirnya meminta bantuan Pak Vigit. Supaya bisa ikut kompetisi," kata Ahmad Riyadh, pengurus Persida dan Askab Sidoarjo.

Menurut Riyadh, semula pihaknya lebih sreg jika pemain-pemain Deltras, yang sudah disiapkan untuk berlaga di Liga Nusantara, yang memperkuat Persida. Bahkan bila perlu dua klub milik arek Sidoarjo ini dimerger saja dengan Deltras sebagai motor klub hasil merger. Tapi ternyata merger bukanlah hal yang sederhana. Banyak stakeholder yang harus diajak bicara. Belum lagi aspek sejarah dan eksistensi tim yang sudah dibina bertahun-tahun.

Gagal dengan wacana merger, muncul ide memanfaatkan pemain-pemain Deltras untuk memperkuat Persida yang akan bertanding kurang dari satu minggu ke depan. Eksistensi Deltras dan Persida tetap, hanya pemain-pemain Deltras yang dipinjamkan ke kakaknya Mas Persida. Wacana yang digulirkan Askab PSSI ini pun ternyata ditolak manajemen Deltras.

Karena itu, Riyadh dkk akhirnya meminta bantuan... siapa lagi kalau bukan Vigit Waluyo. Orang lama di bisnis balbalan ini tak lain putra HM Mislan, pendiri Gelora Putra Delta yang kini bernama Deltras. Vigit dan anaknya Ayu Sartika pernah berhasil mengelola Deltras, sebelum degradasi ke kasta kedua, Divisi Utama.

Sejak dulu Vigit Waluyo dikenal sebagai bapaknya banyak klub di Indonesia. Dia juga punya jaringan pemain-pemain yang siap pakai untuk klub apa saja. Karena itu, klub-klub kepepet biasanya meminta jasanya untuk memasok pemain-pemain untuk berlaga di ISL atau Divisi Utama. Jangan lupa, Persebaya DU dulu juga memanfaatkan pemain-pemain binaan Vigit ketika terjadi dualisme PSSI dan kompetisi.

Riyadh menjelaskan, selain pemain-pemain binaan Vigit, Persida juga memanfaatkan pemain lama yang belum dapat klub. Jamrawi yang selama ini berstatus pelatih karteker resmi ditetapkan sebagai pelatih Persida. "Yang jelas, kita ingin Persida tetap eksis di kancah sepak bola nasional," kata pengaca yang hobi motor gede itu.

Biasanya, klub-klub binaan Vigit Waluyo bernasib baik di kompetisi sepak bola nasional. Meskipun pemain-pemainnya biasa-biasa saja, ketuaan, mereka selalu dinaungi dewi fortuna. Deltras sendiri setelah ditinggal Vigit plus anaknya Ayu langsung terjun bebas ke DU kemudian LN.

Kita lihat saja apakah Persida mampu promosi ke ISL musim depan. Atau setidaknya bertahan di Divisi Utama.

Jumat, 24 April 2015

Ditolak Deltras, Persida Pasrah

Pengurus Persida Sidoarjo hanya bisa pasrah. Tim Laskar Jenggolo ini terpaksa menggunakan pemain-pemain seadanya untuk mengikuti kompetisi Divisi Utama yang dijadwalkan mulai pada 26 April 2015. Laga perdana di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Persida melawan PSBK Blitar.
Semula pengurus Persida dan Askab PSSI Sidoarjo (asosiasi yang hakikatnya sama dengan Persida tempo dulu) meminta bantuan manajemen Deltras untuk menggunakan semua pemain Deltras dengan bendera Persida. Sebab, Deltras yang bermain di Liga Nusantara jauh lebih siap. Pemain-pemainnya pun cukup mumpuni.
"Yah, kami harus benar-benar efisien. Tetap ikut kompetisi (DU), apa pun hasilnya," kata Rosyid Mardani, pengurus Persida yang juga orang Askab Sidoarjo. "Biaya harus sehemat mungkin. Gaji pemain dan pelatih juga harus murah."
Karena itu, Persida hanya mengandalkan pemain-pemain lokal yang selama ini pernah berlatih dengan tim berjuluk Laskar Jenggolo itu. Anehnya, nama-nama pemain, pelatih, dan sebagainya belum ditentukan meski laga perdana kurang dari seminggu.
Bagaimana kalau kena degradasi? "Kita berusaha dulu sekuat kemampuan Persida. Daripada tidak bermain, dan langsung degradasi, mending bermain dulu. Apa pun hasilnya," kata Rosyid.

Manajemen Deltras Tolak Perkuat Persida

Rencana penggunaan pemain-pemain Deltras untuk memperkuat Persida di kompetisi Divisi Utama akhirnya batal. Manajemen dan stakeholder Deltras Sidoarjo akhirnya menolak tawaran Askab PSSI Sidoarjo untuk membantu Persida yang sedang dilanda kesulitan keuangan. Persida belum siap mengikuti Divisi Utama yang diagendakan mulai berlangsung pada 26 April 2015.
"Deltras fokus ke Liga Nusantara. Jadi, kami tidak bisa meminjamkan peman untuk Persida," kata Achmad Amir Aslichin, pengurus Deltras, yang juga putra Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, Kamis 23 April 2015.
Sebagai putra asli Kota Delta, Aslichin secara pribadi ingin Persida bisa berkompetisi dengan baik di Divisi Utama. Syukur-syukur naik ke ISL musim depan. Namun, di sisi lain, manajemen dan berbagai elemen Deltras memutuskan bahwa klub yang didirikan pada 1989 itu harus tetap bermain di Liga Nusantara. Sebab, persiapan yang dilakukan selama tiga bulan ini memang untuk berlaga di Liga Nusantara. Bukan Divisi Utama.
"Kami hanya dikasih waktu kurang satu minggu. Ya, susah untuk mempersiapkan tim untuk Divisi Utama. Andai kata permintaan itu datang tiga bulan lalu, kami masih bisa mempersiapkan tim yang andal," tegas Aslichin.
Yang jelas, Aslichin dan pengurus Deltras menargetkan promosi ke Divisi Utama musim depan. Dengan materi pemain muda potensial, ditambah pemain senior macam Uston Nawawi, Mat Halil, dan Jefri Dwi Hadi, pengurus yakin Deltras bisa naik lagi ke kompetisi yang lebih bergengsi.

Kamis, 23 April 2015

Deltras Berseragam Persida Ikut Divisi Utama

Ada yang menarik menjelang kompetisi Divisi Utama 2015. Persida Sidoarjo, yang tidak siap kompetisi, karena tak punya sponsor dan larangan dana APBD, akhirnya bisa berkompetisi di kasta kedua itu. Caranya: tim Deltras yang sudah disiapkan selama hampir tiga bulan (untuk Liga Nusantara) bakal bermain untuk Persida.
Luar biasa! Para pemain Deltras berseragam Persida. Langkah terobosan ini dilakukan untuk menyelamatkan nasib Persida, eks klub perserikatan yang puluhan tahun menjadi wadah klub-klub di Kabupaten Sidoarjo. Semula muncul wacana merger Deltras-Persida. Karena Deltras paling siap, Persida yang ngalah, lalu Deltras yang main di Divisi Utama. Namun, Rabu kemarin (22/4/2015) muncul terobosan baru itu.
"Skema ini sudah disetujui manajemen Deltras dan Persida," kata Rosyid Mardani, pengurus Persida seperti dikutip Radar Sidoarjo. Kebijakan ini untuk menyelamatkan Persida dan sepak bola Sidoarjo.
Biqintorin dari komite eksekutif Askab PSSI Sidoarjo juga mengakui kesepakatan kedua tim yang sejatinya sama-sama milik Pemkab Sidoarjo itu. Tim Deltras (ditambah beberapa pemain Persida yang dianggap berkualitas) yang akan turun di Divisi Utama. Bahkan, tim pelatih Deltras juga ikut mendampingi pemain-pemainnya yang berseragam Persida seperti Harmadi.
"Semua sudah sepakat. Demi kelangsungan tim sepak bola di Kabupaten Sidoarjo," kata Achmad Amir Aslichin, pengurus Deltras. 
Lantas, bagaimana dengan Deltras di kompetisi Liga Nusantara? "Masih dibahas. Kita serahkan ke manajemen Deltras," kata Biqintorin.
Kita tunggu saja perkembangannya. Yang jelas, upaya terobosan seperti ini patut dihargai. Ketimbang membiarkan Sidoarjo hilang dari Divisi Utama, bahkan lenyap dari radar sepak bola Indonesia.

Rabu, 22 April 2015

Laga Perdana: Persida vs Blitar

Tim Persida akan menghadapi PSBK Blitar pada laga perdana kompetisi Divisi Utama 2015 pada 26 April 2015. Pertandingan kandang pertama tim berjuluk Laskar itu Jenggolo masih diwarnai keraguan. Pasalnya, tim belum siap baik dari sisi finansial, manajemen, maupun tim inti.

Hingga H-5 laga perdana, Persida bahkan belum memiliki manajer. Tidak hanya manajer, jajaran pelatih dan nama-nama pemnain yang akan membela panji tim kebanggaan Sidoarjo ini juga belum jelas. Komisaris PT Bumi Persida Jenggolo Ahmad Riyadh mengatakan, setelah manager meeting
dilaksanakan, Senin (20/4/2015), di Jakarta, jadwal kompetisi Divisi Utama telah dipastikan.

"Maka, mau tidak mau kita harus tetap ikut Divisi Utama," katanya. Riyadh mengungkapkan, tim Persida untuk Divisi Utama 2015 segera ditentukan beberapa hari ke depan. Apakah memilih pemain
porprov atau pemain Persida musim lalu yang belum bergabung dengan klub lain. "Itu yang kami pikirkan. Pemain-pemain mana saja yang akan masuk Persida," ucapnya.

Jika menggunakan pemain Porprov Sidoarjo, pengacara kawakan ini optimistis Persida bisa berbicara di kompetisi kasta kedua itu. Sebab, pemain-pemain porprov sudah lama melakukan persiapan. Kualitas mereka juga di atas rata-rata. Anak-anak porprov juga sudah sering mengikuti laga uji coba. "Niat kami hanya ingin bertahan di Divisi Utama," tegasnya.

Bagaimana anggaran untuk kompetisi Divisi Utama? Riyadh yang juga ketua Askab PSSI Sidoarjo ini mengatakan, hingga tadi malam belum ada sponsor yang nyantol ke Persida. Ini jelas mempengaruhi kondisi keuangan Persida yang sudah senen-kemis. "Kita lihat saja sambil jalan
kompetisi," ucapnya.

Minggu, 19 April 2015

Persida Incar Pemain Porprov

Sepuluh pemain sepak bola porprov Sidoarjo diincar Persida. Pemain-pemain muda itu, selain berkualitas, nilai kontrak dan gajinya jauh lebih murah ketimbang pemain-pemain senior yang terkenal.

Komisaris PT Persida Bumi Jenggolo Ahmad Riyad mengatakan, Persida belum juga mendapat sponsor menjelang kick-off pada 26 April 2015. Karena itu, opsi terbaik adalah mengontrak pemain-pemain dengan bayaran murah. Pemain porprov yang saat ini melakukan persiapan untuk tampil
pada babak utama di Banyuwangi pun menjadi alternatif. "Saya melihat kualitas pemain porprov sangat bagus," katanya (2/4/2015).

Ada sekitar 10 pemain yang dianggap layak memperkuat tim Laskar Jenggolo. Pemain tersebut memiliki skill mumpuni meski masih sangat belia. "Saat uji coba dan pertandingan kualitas mereka bagus," ucap mantan ketua Askab PSSI Sidoarjo ini.

Selain tim porprov, manajemen juga masih menawarkan para mantan pemain Persida yang belum bergabung dengan klub lain. Dia yakin ada beberapa pemain yang masih menunggu keseriusan Persida untuk mengarungi Divisi Utama 2015. "Meski sudah ada yang memiliki tim, pasti ada yang belum juga," ucapnya.

Pemain muda Persida musim lalu juga dinilai memiliki kualitas yang sama. Sebelum melakukan tanda tangan kontrak, manajemen akan melakukan pembicaraan terkait besaran gaji. Manajemen tidak akan memberikan gaji selangit seperti musim lalu.

Ahmad Riyad menegaskan, saat ini manajemen Persida masih memiliki utang kepada pemain sekitar Rp 180 juta. Jumlah tersebut untuk membayar gaji para pemain. "Kami akan bayar dulu utang kepada pemain sebelum mengontrak pemain baru," ucapnya.

Manajemen juga masih mengatur jadwal untuk bertemu Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. Pertemuan tersebut untuk meminta keseriusan Pemkab Sidoarjo membantu Persida. "Ini tim asli Sidoarjo, masak tidak ada kepedulian sama sekali," pungkasnya.

Pemain Persida Putri Perkuat Timnas

Lima pemain Persida Putri berangkat ke Jakarta untuk bergabung dengan tim nasional (timnas) menjelang AFF Cup di Hanoi, Vietnam. Kelima pemain tersebut terpilih setelah menjalani serangkaian seleksi yang dipimpin langsung tim pelatih timnas di Sidoarjo beberapa waktu lalu.

Kelima pemain yang lolos seleksi adalah Dewi Maisaroh (wing back kanan), Nur Laili Khomariyah (wing back kiri), Febriana Kusumaningrum (penyerang), Aku Diana Tebay (penyerang), dan Lila Puspita (stopper). "Alhamdulillah, lima pemain Persida Putri bisa masuk timnas. Ini
prestasi yang luar biasa," kata pelatih Persida Putri M Iksan kepada Radar Sidoarjo (3/4/2015).

Menurut Iksan, lolosnya lima anak asuhnya itu bisa sedikit mengobati kekecewaanya atas kegagalan menjadi juara dalam kejuaraan nasional sepak bola putri di Jakarta tahun 2014. Kala itu Persida Putri harus puas di peringkat ketiga setelah dikalahkan Papua 2 yang keluar sebagai juara.

"Saya bisa bangga meskipun dulu gagal juara, tapi sekarang lima pemain Persida dipercaya membela timnas," katanya.

Iksan menilai lima pemain itu memang layak masuk timnas. Sebab, mereka memiliki keistimewaan masing-masing. "Skill individu, teknik, dan stamina mereka bagus," ungkapnya.

Disinggung mengenai agenda Persida Putri, Iksan menjelaskan, pihaknya sedang mempersiapkan tim untuk turun di Piala Budhe Karwo pada 21 April 2015 di Kediri. "Kami masih seleksi pemain-pemain lagi,"katanya.

Sabtu, 18 April 2015

Persida terancam degradasi ke Liga Nusantara

Manajemen lama Persida bertekad mengikuti kompetisi Divisi Utama 2015 jika usulan merger ditolak oleh manajemen Deltras. Bayang-bayang degradasi membayangi tim Laskar Jenggolo dengan persiapan yang masih compang-camping.

Selain tidak ada sponsor, tim yang dilatih pelatih sementara Jamrawi juga menghentikan latihan. Sebab, sampai sekarang belum ada kejelasan nilai kontrak pemain dan pelatih. Mantan Sekretaris Persida Rosyid Mardani mengatkan, manajemen Persida akan berkumpul untuk membahas
tindak lanjut rencana merger dengan Deltras. Pertemuan yang dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini akan menentukan langkah Persida. "Pemilik klub dan seluruh manajemen Persida akan duduk
bersama," katanya (17/4/2015).

Dia menegaskan, jika rencana merger tidak mendapat lampu hijau, Komisaris PT Persida Bumi Jenggolo (PBJ) Achmad Riyad dan Direktur PBJ akan berupaya mencarikan jalan keluar. "Saat ini kami belum ada dana sepeser pun. Manajemen berupaya semaksimal mungkin," ucapnya.

Dia mengakui, format lima tim yang terdegradasi di babak pertama membuat peluang Persida untuk turun kasta sangat besar. Apalagi, persiapan Persida juga belum maksimal. Namun, Persida tetap berupaya mengikuti kompetisi Divisi Utama 2015. "Mau bagaimana lagi, ya, tetap harus
kita ikuti," katanya.

Dia menegaskan, pada 20 April 2015 manajemen akan mengikuti manager meeting Divisi Utama 2015 di Jakarta. Setelah pertemuan tersebut, nantinya jadwal Divisi Utama akan ditentukan. Persida berharap, PSSI juga memundurkan jadwal Divisi Utama agar persiapan Persida lebih matang.
"Saya yakin akan diundur dari jadwal awal 26 April," katanya. (sumber: radar sidoarjo)

Manajemen Persida Pasrah Dimerger

Manajemen Persida menginginkan agar nasib klub berjuluk Laskar Jenggolo ini segera ditentukan. Baik itu melalui merger dengan Deltras atau sumbangan sponsor agar bisa mengarungi kompetisi Divisi Utama 2015. Persida juga menunggu keseriusan manajemen Deltras untuk ikut serta membesarkan Persida.

Mantan Sekretaris Persida, yang saat ini menjabat sebagai sekretaris Askab PSSI Sidoarjo Rosyid Mardani, mengatakan, kondisi keuangan Deltras lebih baik ketimbang Persida musim ini. Ini terlihat dari kesiapan Deltras mengikuti Liga Nusantara 2015. Karena itu, Persida melalui Askab PSSI berharap Deltras juga ikut membantu membesarkan Persida. "Meski kita di musim Divisi Utama 2014 bersaing, tapi hendaknya bersatu tahun ini," katanya (16/5/2015).

Kondisi keuangan Persida yang cekak dipastikan sulit mengikuti Divisi Utama 2015. Untuk sekadar bertahan di Divisi Utama 2015 perlu dana sekitar Rp 2 miliar. Nilai tersebut sulit didapat manajemen Persida sampai sekarang. "Makanya, harus ada solusi secepatnya," ucapnya.

Menurut Rosyid, dengan penggabungan Persida dan Deltras, maka Sidoarjo hanya memiliki satu tim yang berlaga di Divisi Utama. Tidak hanya bisa bertahan, klub hasil merger ini juga bisa berkompetisi di Indonesia Super League (ISL). "Kita harus naik ke level tertinggi," tegasnya.

Dia berharap manajemen Deltras segera memberikan kepastian tentang kerja sama dengan Persida. Jawaban manajemen Deltras sangat dibutuhkan agar manajemen sementara Persida segera bersikap. Sebab, jadwal Divisi Utama sudah sangat mepet.

sumber: radar sidoarjo

Deltras di Grup 2 Liga Nusantara

Tim Deltras Sidoarjo masuk Grup 2 kompetisi Liga Nusantara Zona Jawa Timur. Dalam manager meeting PSSI Jatim yang digelar di Inna Simpang Hotel Surabaya, 13/4/2015, tim berjuluk The Lobster itu masuk grup berat bersama delapan tim dari Jawa Timur.

Kick-off atau laga perdana dimulai pada 9 Mei 2015. Liga Nusantara zona Jatim musim ini diikuti 28 tim yang dibagi dalam tiga grup. Beberapa tim di Grup 2 Jatim ini kenyang pengalaman bertanding di
kompetisi Divisi Utama. Deltras Sidoarjo akan berduel dengan Perseba Bangkalan.

Tim lain adalah Laskar Angling Darma, julukan Persibo Bojonegoro, juara Divisi Utama 2009/2010. Persema 53 juga bisa menjadi batu sandungan bagi Uston Nawawi dkk. Persema Malang yang dulu disegani dalam pentas sepak bola nasional kini turun kasta dan berubah nama menjadi Persema 53.

Pengurus Deltras Achmad Amir Aslichin mengatakan, tim Deltras sudah menyiapkan tim meski beberapa sektor masih perlu dibenahi. Amir tetap yakin peluang lolos Deltras tetap terbuka. "Kami harus optimistis dan terus menyiapkan tim," terangnya.

Dia mengaku masih mempelajari kekuatan dari delapan tim di grup. Peluang lolos semua tim relatif sama. "Ya, harus bisa lolos. Kita cukup setahun di Liga Nusantara," tegasnya.

sumber: radar sidoarjo

Kamis, 16 April 2015

Porprov Sidoarjo Kalah dari Pra-PON Jatim

Tim sepak bola porprov Sidoarjo dikalahkan oleh tim Pra PON Jatim 1-3 dalam uji coba yang digelar di Gelora Delta Sidoarjo, Jumat (10/4/2015). Lemahnya lini belakang menjadi salah satu faktor kekalahan Muarif dkk.

Tidak hanya lini pertahanan yang menjadi sorotan, tetapi kondisi pemain yang lambat panas membuat mudahnya tim Pra PON mengobrak-abrik pertahanan tim porprov. Di babak pertama, tim porprov sudah digunduli dua gol tanpa balas.

Pelatih porprov Istikhoh mengatakan, lini pertahanan yang kurang padu membuat tim porprov lemah dalam koordinasi. Tim lawan mampu memanfaatkan hal tersebut dan menciptakan gol. "Babak pertama pemain grogi terutama lini belakang, ucapnya.

Dia mengungkapkan, di babak kedua tim porprov ysng telah padu baru bisa menciptakan beberapa peluang dan satu gol. Meski sempat membalas, lambatnya para pemain untuk bekerjasama akhirnya belum bisa mengejar ketertinggalan. "Hasil ini jadi PR kami dan akan dievaluasi," terangnya.

Dia menegaskan, tim Pra PON merupakan tim yang dihuni pemain andal. Karena itu, dirinya berharap para pemain mengambil hikmah dari uji coba tersebut. "Mental bertanding para pemain harus bisa ditingkatkan," katanya.

Beberapa uji coba akan tetap dilakukan. Di antaranya dengan Tim porprov Lamongan dan Pamekasan. (radar)

Persida Sulit Ikut Divisi Utama 2015

Ketiadaan anggaran membuat kesiapan Persida menghadapi kompetisi Divisi Utama 2015 belum jelas. Meski begitu, pengurus lama menggandeng Jamrawi untuk mendampingi anak-anak Laskar Jenggolo dalam latihan rutin dan pembentukan tim.

"Status saya di Persida pun belum jelas. Belum pasti menjadi pelatih. Saya masih diperbantukan saja di Persida," kata Jamrawi, mantan pemain Arema Malang, yang pernah membesut sejumlah tim di tanah air itu.

Ketidakjelasan nasib persida ini, menurut Jamrawi, disebabkan belum ada manajemen yang menangani klub milik Askab PSSI Sidoarjo ini untuk menghadapi Divisi Utama 2015. Padahal, kompetisi level kedua itu tinggal hitungan minggu. "Sampai sekarang orang-orang yang mengisi manajemen Persida belum jelas. Mungkin itu yang membuat anggaran belum dapat," katanya.

Meski begitu, Jamrawi tetap mengajak para pemain untuk berlatih seperti biasa. Mantan bek kawakan ini memanggil sejumlah pemain lama yang belum terikat kontrak dengan klub lain. Rencananya, pemain-pemain lama itu digabung dengan pemain-pemain pekan olahraga provinsi (porprov) yang dianggap potensial. "Kalau manajemennya sudah jelas, persiapan akan lebih mantap lagi," katanya.

Terkait wacana merger dengan Deltras FC, klub sekota yang bermain di Liga Nusantara, Jamrawi mengaku pernah mendengarnya. Langkah merger akan diambil jika manajemen benar-benar tak mampu mendapat kucuran dana baik dari sponsor maupun pemerintah. "Merger itu masih wacana," katanya.

Sebagai klub milik Askab, Jamrawi menjelaskan, kebijakan merger dengan Deltras harus dibahas dulu dengan 36 klub anggota Askab Sidoarjo. Jika klub-klub ini setuju, begitu pula manajemen PT Delta Raya Sidoarjo selaku pemilik Deltras, maka merger bisa dilakukan. "Yang penting, tujuannya untuk kebaikan sepak bola Sidoarjo," katanya.

Berbeda dengan Persida, persiapan Deltras untuk tampil di Liga Nusantara jauh lebih serius. Sejak dua bulan lalu tim sudah terbentuk. Manajemen Deltras juga merekrut beberapa pemain senior eks Persida seperti Uston Nawawi dan Mat Halil.