Gagal menggunakan pemain-pemain Deltras (Liga Nusantara), pengurus Persida akhirnya berpaling ke Vigit Waluyo. Bekas pengelola Deltras ISL itu diminta memasok pemain-pemain agar Persida bisa ikut kompetisi Divisi Utama musim 2015. Wow, selamat datang kembali Vigit Waluyo di Sidoarjo!
Ada untungnya juga menpora membekukan PSSI sehingga agenda kompetisi bola jadi tidak jelas. Persida yang belum melakukan persiapan punya banyak waktu untuk sekadar latihan dengan pemain-pemain yang akan disuplai oleh Vigit. "Kami akhirnya meminta bantuan Pak Vigit. Supaya bisa ikut kompetisi," kata Ahmad Riyadh, pengurus Persida dan Askab Sidoarjo.
Menurut Riyadh, semula pihaknya lebih sreg jika pemain-pemain Deltras, yang sudah disiapkan untuk berlaga di Liga Nusantara, yang memperkuat Persida. Bahkan bila perlu dua klub milik arek Sidoarjo ini dimerger saja dengan Deltras sebagai motor klub hasil merger. Tapi ternyata merger bukanlah hal yang sederhana. Banyak stakeholder yang harus diajak bicara. Belum lagi aspek sejarah dan eksistensi tim yang sudah dibina bertahun-tahun.
Gagal dengan wacana merger, muncul ide memanfaatkan pemain-pemain Deltras untuk memperkuat Persida yang akan bertanding kurang dari satu minggu ke depan. Eksistensi Deltras dan Persida tetap, hanya pemain-pemain Deltras yang dipinjamkan ke kakaknya Mas Persida. Wacana yang digulirkan Askab PSSI ini pun ternyata ditolak manajemen Deltras.
Karena itu, Riyadh dkk akhirnya meminta bantuan... siapa lagi kalau bukan Vigit Waluyo. Orang lama di bisnis balbalan ini tak lain putra HM Mislan, pendiri Gelora Putra Delta yang kini bernama Deltras. Vigit dan anaknya Ayu Sartika pernah berhasil mengelola Deltras, sebelum degradasi ke kasta kedua, Divisi Utama.
Sejak dulu Vigit Waluyo dikenal sebagai bapaknya banyak klub di Indonesia. Dia juga punya jaringan pemain-pemain yang siap pakai untuk klub apa saja. Karena itu, klub-klub kepepet biasanya meminta jasanya untuk memasok pemain-pemain untuk berlaga di ISL atau Divisi Utama. Jangan lupa, Persebaya DU dulu juga memanfaatkan pemain-pemain binaan Vigit ketika terjadi dualisme PSSI dan kompetisi.
Riyadh menjelaskan, selain pemain-pemain binaan Vigit, Persida juga memanfaatkan pemain lama yang belum dapat klub. Jamrawi yang selama ini berstatus pelatih karteker resmi ditetapkan sebagai pelatih Persida. "Yang jelas, kita ingin Persida tetap eksis di kancah sepak bola nasional," kata pengaca yang hobi motor gede itu.
Biasanya, klub-klub binaan Vigit Waluyo bernasib baik di kompetisi sepak bola nasional. Meskipun pemain-pemainnya biasa-biasa saja, ketuaan, mereka selalu dinaungi dewi fortuna. Deltras sendiri setelah ditinggal Vigit plus anaknya Ayu langsung terjun bebas ke DU kemudian LN.
Kita lihat saja apakah Persida mampu promosi ke ISL musim depan. Atau setidaknya bertahan di Divisi Utama.
hati2 aja kalau kerjasama dgn VW. deltras punya pengalaman buruk sama VW.
BalasHapus