Kamis, 18 Desember 2014

Putra Putri Bugar Berjaya di Jakarta

Wakil Bupati Sidoarjo MG Hadi Sutjipto menerima kontingen putra-putri bugar asal Sidoarjo di ruang kerjanya pada 16 Desember 2014 lalu. Sutjipto yang juga ketua Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Kabupaten Sidoarjo itu terlihat sumringah.

"Selamat! Kalian sudah mengharumkan nama Sidoarjo di pentas nasional," ujar Sutjipto saat menyalami atlet Formi Sidoarjo. Mereka baru saja unjuk prestasi dalam festival putra-putri bugar di Jakarta sebagai wakil Provinsi Jawa Timur.

Hanif Zainulumah dan Resta Rahayu berhasil menyabet runner-up II putra dan putri untuk kategori pelajar/mahasiswa. Dalam pemilihan putra-putri bugar yang diselenggarakan di Jakarta pada 9-14 Desember 2014 ini Gunawan Wijanarko keluar sebagai runnerup III putra untuk kategori umum.

Meski bukan juara pertama seperti atlet poco-poco Sidoarjo, dua minggu sebelumnya, Wabup Sutjipto menyatakan sangat bangga dengan prestasi anak-anak kota petis ini. Sebab, persiapan ke Jakarta sangat mepet. Apalagi pemilihan putra-putri bugar ini cabang olahraga rekreasi yang dilombakan di tingkat nasional.

Prestasi yang terus dicetak atlet Sidoarjo ini, menurut wabup, bisa menjadi pelecut motivasi bagi masyarakat untuk selalu berolahraga dan berprestasi. Tiada hari tanpa berolahraga. "Alhamdulillah, perkembangan Formi di Sidoarjo sangat menggembirakan," katanya. 

 Sekretaris Formi Sidoarjo Soewignyo menjelaskan, federasi olahraga ini mengirim empat atlet untuk mewakili Jawa Timur di pemilihan putra-putri bugar tingkat nasional. Dengan persiapan yang tidak maksimal, mereka ternyata pulang dengan membawa trofi. 

Sabtu, 13 Desember 2014

NDP Denmark Perform di Sidoarjo

Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Sidoarjo dikunjungi 35 atlet National Danish Performace (NDP) pada 12 Desember 2014. Mereka pesenam-pesenam profesional yang tergabung dalam komunitas olahraga rekreasi. Semacam Formi di Indonesia. Kunjungan ke Sidoarjo sebagai apresiasi atas kinerja Formi Sidoarjo yang dinilai teraktif, sehingga bisa jadi rujukan Formi-Formi lain di Jawa Timur.

Para atlet Denmark itu unjuk kebolehan di Gelanggang Olahraga Sidoarjo. Bukan senam biasa, penampilan NDP ini mirip akrobat yang sangat menekankan kelenturan tubuh. Banyak gerakan sulit yang dipamerkan di depan pengurus Formi Sidoarjo, pelajar, dan sejumlah komunitas olahraga rekreasi di Kota Delta.

Cukup lama, sekitar 30 menit, atlet-atlet Formi Denmark unjuk kebolehan berolah tubuh dengan gerakan-gerakan ala penari balet. "Tubuh mereka lentur, tinggi, proporsional. Latihannya pasti sangat keras," kata Sisca, pelajar asal Buduran, yang kagum melihat penampilan muda-mudi Denmark.

Kehadiran NDP Denmark ini sekaligus membuka mata Formi Sidoarjo, bahwa olahraga rekreasi di dunia internasional ternyata bukan sekadar olahraga pengisi waktu senggang. Ia olahraga yang harus digapa secara serius dan profesional. Khususnya ketika mengikuti event-event kelas nasional atau internasional. 

Jadi, keliru kalau ada anggapan bahwa Formi itu hanyalah wadah untuk menampung senam-senam lansia atau olahraga yang ditekuni para manula. Apalagi di tingkat internasional sudah lama digelar festival internasional olahraga rekreasi dengan standar yang sangat tinggi.

"Kita bisa belajar banyak dari tim NDP Denmark. Ini juga kehormatan bagi Formi Sidoarjo mendapat kunjungan atlet kelas dunia," kata MG Hadi Sutjipto, ketua Formi Sidoarjo, yang juga wakil bupati Sidoarjo. 

Kamis, 11 Desember 2014

Hidupkan SKJ di Sekolah

Sudah lama sekali senam kesegaran jasmani (SKJ) hilang dari sekolah-sekolah kita. Padahal, dulu, di zaman Orde Baru, SKJ adalah menu wajib semua anak sekolah. Dari Sabang sampai Merauke.

Gerakan-gerakan SKJ sederhana dan sama di seluruh Indonesia. Durasinya pun singkat. Tidak sampai 10 menit. Namun, karena dianggap berbau orba, sejak reformasi SKJ pun ditinggalkan. Sekolah-sekolah kita tak punya senam massal yang bisa dimainkan anak-anak untuk menjaga kebugaran tubuh.

Anak-anak di era internet ini lebih banyak senam di warnet atau main playstation. Berjam-jam. Tak ada waktu untuk gerak jalan seperti saat saya masih anak-anak pada era 1980an. Anak-anak sekarang menjadi kurang gerak.

Maka saya gembira mendengar ide Menpora Imam Nahrawi yang akan menghidupkan kembali SKJ di seluruh Indonesia. Imam sudah koordinasi dengan Mendikbud Anies Baswedan. Kita akan susun SKJ format baru sesuai jenjang pendidikan, katanya.

Gagasan menteri asal Sidoarjo ini langsung mendapat dukungan banyak pihak. Martadi, ketua dewan pendidikan Surabaya, mengatakan pemasalan SKJ di sekolah akan memuat siswa-siswi kita lebih sehat dan bugar. Sekaligus menekan angka obesitas di kalangan anak-anak.

Kita tunggu saja realisasi dari janji Pak Menpora. Mudah-mudahan bisa segera dilaksanakan karena SKJ itu sangat gampang. Video SKJ lama bisa dilihat di Youtube. Membuat gerakan-gerakan SKJ baru dengan musik yang baru pun sangat mudah.

Salam SKJ!

Rabu, 10 Desember 2014

Yoga Mulai Marak di Sidoarjo

Tak hanya di Surabaya, saat ini makin banyak warga Kabupaten Sidoarjo yang intens belajar yoga. Dengan mengikuti kelas yoga, kemudian rutin berlatih di rumah atau tempat kerja, orang merasa lebih relaks. Bisa melepaskan beban fisik dan pikiran yang berat.

Di kawasan Pondok Candra, Kecamatan Waru, setiap hari ada saja warga yang mengikuti kelas yoga. Ada yang berkelompok, dua hingga enam orang, tapi ada juga yang berlatih sendiri. Bahkan, ada pula peserta yang meminta instruktur untuk memberikan pelatihan di rumahnya.

"Prinsipnya, latihan yoga bisa di mana saja. Tergantung keinginan mereka," ujar Haryati, instruktur yoga di kawasan Pondok Candra, kemarin. 

Wanita asal Boyolali, Jawa Tengah, ini semula belajar yoga di Bali. Berbagai teknik yoga, posisi tubuh, pernapasan, hingga filsafat latihan yang berakar dari tradisi India ribuan tahun lalu ini dia pelajari. Apalagi, latar belakang pendidikannya memang tak jauh-jauh dari urusan meditasi dan yoga.

Ketika menetap di Pondok Candra, Haryati bersama suaminya pun memutuskan untuk mengembangkan kelas yoga di rumahnya. Sebab, menurut dia, warga kota cenderung sangat sibuk dengan urusan kerja, bergegas untuk cari dit, sehingga sering kali dilanda stres. Nah, dengan mempraktikkan yoga, maka seseorang bisa mengontrol pikiran serta tubuhnya secara keseluruhan.

"Saat ini murid-murid saya sudah mencapai 40-an orang. Mereka tersebar dari wilayah Pondok Candra dan sekitarnya," tutur Haryati. Peserta latihan yoga ini pun bervariasi, mulai anak-anak, remaja, hingga dewasa. "Siapa saja bisa belajar yoga," katanya.

Lantas, apa saja manfaat yoga? Berdasarkan pengalaman mereka yang menekuni latihan ini, gerakan-gerakan yoga membuat tubuh lebih lentur atau fleksibel. Otot-otot pun akan lebih kuat. Yang tak kalah penting adalah memperlancar pernapasan. 

Haryati selalu memberikan aba-aba kepada murid-muridnya untuk bernapas menggunakan diagframa, tahan napas, embuskan, tarik lagi, dan seterusnya.  Latihan napas seperti dapat menenangkan sistem saraf pusat. 

"Yang jelas, yoga ini punya banyak manfaat untuk kesehatan," katanya. 

Selasa, 09 Desember 2014

Parkour Sidoarjo Makin Eksis

Sudah lama saya penasaran dengan parkour. Olahraga macam apa itu? Saya cuma membaca di koran, lihat foto-foto, lihat di TV, kemudian di YouTube. Jujur, saya belum pernah melihat langsung atraksi anak-anak parkour di lapangan.

Eh, rupanya penasaran saya itu terjawab. Minggu pagi, 7 Desember 2014, saya malah diminta bantuan memegang salah satu sepeda motor di depan panggung. "Mau dipakai atraksi parkour," kata Pak Bambang, pengurus Formi Sidoarjo.

Wah, mujur banget! Bisa melihat aksi parkour dari jarak sangat dekat. Dua sepeda motor itu jadi properti pertunjukan anak-anak parkour Sidoarjo. Mereka melompat, beraksi di atas sadel motor. 

Anak-anak parkour ini usianya masih muda-muda, di bawah 20 tahun. Aksi mereka ya seperti di televisi itu. Cuma tingkat kesulitannya lebih rendah. Secara bergantian mereka melompat, bikin gerakan-gerakan yang berpotensi memcelakakan diri sendiri.

"Itu risikonya parkour," kata seorang anak muda pemain parkour.

Sebagai olahraga, parkour tergolong pendatang baru. Di Sidoarjo pun baru muncul satu dua tahun belakangan. Mengikuti gerakan serupa di tetangganya, Kota Surabaya. Lalu mereka bikin komunitas bernama RJC (Run Jump Climb). Lari, lompat, manjat. Mereka berlatih tiga kali seminggu: Rabu, Jumat, dan Minggu.

Gerakan-gerakan mirip Ninja yang berlangsung cepat. Lompat, jumpalitan, salto, yang butuh kekuatan dan kelenturan tubuh. Harus ekstra waspada kalau tak ingin celaka. 

Koordinator RJC Sidoarjo Bayu Tri Prasetyo menjelaskan, parkour di Sidoarjo mulai eksis sejak 2009. Mereka selalu berlatih di ruang terbuka agar bisa cepat dikenal luas oleh masyarakat. Awalnya dianggap aneh, menantang bahaya, tapi lama-lama dianggap biasa. Bahkan, ikut mengisi kegiatan Formi Sidoarjo.

"Parkour ini mengajarkan disiplin, pantang menyerah, berani ambil risiko, tekun, kemauan keras," kata Bayu. 

Olahraga menantang macam parkour ini juga dipercaya bisa menekan kenakalan remaja. Sebab, energi agresif sudah disalurkan ke tembok, batu, aspal, dan benda-benda mati lainnya. Bukan berkelahi, apalagi minum bir atau memakai narkoba. 

Salut sama adik-adik parkour!

Minggu, 07 Desember 2014

Komunitas Anggota Formi Sidoarjo

Dalam waktu singkat Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Kabupaten Sidoarjo menarik perhatian berbagai komunitas olahraga di Kabupaten Sidoarjo. Ada yang sudah resmi tercatat sebagai anggota, masih banyak pula yang masih dalam proses. 

Berikut beberapa komunitas anggota Formi Sidoarjo yang aktif mengisi kegiatan Car Free Day di Jalan Ahmad Yani, kawasan Alun-Alun Sidoarjo.

1. Porpi : Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia.
2. Sepeda Low Ride
3. Parkour Community
4. Street Drum Community
5. Ling Tien Kung : Senam terapi kesehatan ala Tiongkok.

6. Kosti : Komunitas Sepeda Tua Indonesia.
7. Hip Hop Dance
8. Komunitas Cinta Anak Bangsa
9. Boomerang Community
10. Klub Senam Asma

11. Line Dance Kabupaten Sidoarjo
12. BMX Community
13. Panco 
14. Nunchaku
15. Senam Tera Indonesia

16. Tari India (Maharia)
17. IPSS : Ikatan Pencinta Sepeda Sidoarjo
18. Break Dance Community
19. Klub Senam Jantung Sehat
20. Nimas Putri Sabdojati : Aerobik Alternatif

21. Belly Dance Community
22. Shuffle Dance
23. Skate Board Community
24. Satria Nusantara
25. Barongsai dan Liang Liong
26. Ogoh-Ogoh  

Sabtu, 06 Desember 2014

Hayono Isman Ketua Formi Indonesia hingga 2019

Hayono Isman akhirnya terpilih kembali menjadi ketua umum Formi (Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia). Mantan menpora ini menjabat ketua Formi Indonesia periode 2014-2019 dalam musyawarah nasional (munas) IV di Jakarta, 28 November 2014. Pak Hayono dipilih secara aklamasi karena rekam jejak dan komitmennya yang jelas dalam pembinaan olahraga.

Hayono mengapresiasi kerja keras Formi-Formi di daerah yang membuat olahraga rekreasi makin berkembang. Indonesia akhirnya ditunjuk sebagai penyelenggara Kejuaraan Olahraga  Rekreasi Tingkat Dunia atau Tafisa 2016 di Jakarta. 

"Saya juga mendorong Bapak Presiden Jokowi untuk menerbitkan keputusan presiden tentang keberadaan Formi. Selama ini Formi hanya menggunakan payung hukum keputusan menteri," kata mantan anggota DPR RI yang juga politisi Partai Demokrat itu.

Dengan payung kepres, Hayono optimistis gerakan Formi bisa lebih meluas dan masif ke seluruh Indonesia. Gerakan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat bisa lebih terkoordinasi dan terstruktur. Kepres itu juga sekaligus untuk menghidupkan berbagai olahraga tradisional yang berkembang di masyarakat.

"Olahraga tradisional kita sangat banyak. Setiap daerah ada olahraganya sendiri-sendiri. Tapi, karena gempuran globalisasi, anak-anak muda kita sudah asing dengan permainan tradisional itu," kata Hayono Isman yang sejak Orde Baru aktif di organisasi kepemudaan itu.

Saat ini Formi sudah punya organisasi resmi di 28 provinsi. Ada 42 induk organisasi yang terlibat dalam munas di Jakarta. Dukungan pemerintah pun sangat besar, terlihat dari kehadiran Menpora Imam Nahrawi dan sejumlah pejabat kementerian pemuda dan olahraga. Sebab, Formi dianggap sebagai organisasi olahraga rekreasi yang sangat perlu untuk menjaga kesehatan, kebugaran, dan kesegaran masyarakat Indonesia. 

Hayono Isman mengingatkan, tingkat kebugaran masyarakat Indonesia termasuk kategori rendah. Ini berdasar penelitian di lingkungan TNI, Polri, birokrasi, politisi, tenaga kerja, hingga institusi kesehatan. Kita juga kesulitan mencari bibit-bibit atlet muda yag mampu berprestasi di tingkat internasional. Pemain-pemain sepakbola kita sulit bermain dengan tempo tinggi selama 90 menit.

Kamis, 04 Desember 2014

Sepeda Kuno Gak Ada Matinya

Begitu banyak komunitas sepeda tua di Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya. Hampir di semua kecamatan, bahkan desa/kelurahan, ada penggila sepeda lawas ini. Usia kereta angin mereka bervariasi: ada yang produksi zaman Belanda, zaman Jepang, tahun 1950-an dan 1960-an, kemudian 1970-an. 

Makin tua makin asyik. Makin bangga pengendara plus kolektornya. Apalagi, katakanlah sepeda zaman Belanda era 1930-an itu kondisinya masih bagus. Masih bisa dipakai tur ke mana-mana. Pasti harganya  lebih mahal ketimbang sepeda motor edisi terbaru.

Dibandingkan olahraga-olahraga lain yang berhimpung di Formi (Federasi Olahraga Masyarakat Rekreasi Indonesia), komunitas sepeda tua Indonesia alias Kosti inilah yang paling memenuhi kriteria olahraga rekreasi. Olahraga + rekrasi! Nggowes jauh, 10-50 kilometer (bahkan lebih), kumpul bareng anggota komunitas, pakai kostum khas pejuang tempo doeloe... kopi darat, guyon, dan sebagainya.

Tidak heran, komunitas sepeda tua ini sangat guyub, solid, dan kompak. Sekali kecemplung di sepeda kuno, orang sulit keluar. Saking asyiknya. "Kekeluargaannya sangat tinggi. Anggota komunitas itu seperti keluarga sendri," kata Pak Bambang, penasihat komunitas sepeda kuno yang tinggal di Rewwin Waru.

Jauh sebelum ada Formi, sebelum ada Car Free Day, puluhan pesepeda kuno punya agenda nggowes setiap Minggu pagi. Keliling Sidoarjo, main-main ke Surabaya, bertemu sesama penggemar sepeda lawas, atau kumpul-kumpul di alun-alun Sidoarjo. 

Kini, setelah ada Formi, aktivitas sepeda kuno makin hebat aja. Biasanya mereka nongkrong di depan Pendapa Delta Wibawa, sebelah utara alun-alun. Ngobrol sesama anggota komunitas, cerita ngalor ngidul, hingga pertemuan membahas agenda komunitas. Mereka juga sering diajak foto bersama warga yang jalan-jalan keliling alun-alun. Sepeda-sepeda tua yang terawat kinclong itu juga kerap dipelototi warga Sidoarjo penikmat Car Free Day.

"Kita sulit menghitung anggota saking banyaknya," kata Wajik Iwak, pelukis yang juga pentolan sepeda kuno dari Sukodono. 

Mengayuh sepeda kuno membuat jantung sehat, lemak tubuh dibakar, pikiran lebih fresh. Bagi pelukis senior seperti Mas Wajik ini, bersepeda menyusuri jalan-jalan di Sidoarjo juga menjadi sumber inspirasi. Begitu banyak objek menarik yang bisa diangkat ke atas kanvas. 

"Saya pernah terinspirasi waktu melihat Pak Bupati (Saiful Ilah) jalan sehat bersama rombongan pejabat. Langsung saya lukis di pinggir jalan. Alhamdulillah, Pak Bupati mengapresiasi lukisan saya itu," katanya. 

Senam Alternatif Nimas Putri Sabdojati

Banyak komunitas senam atau aerobik yang bergabung di Formi (Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia) Kabupaten Sidoarjo. Namun, komunitas senam yang satu ini sangat unik. Namanya juga gak biasa: Nimas Putri Sabdojati (NPS). "NPS ini senam aerobik alternatif. Beda dengan senam-senam aerobik yang lain," kata Aidah, instruktur sekaligus pencipta NPS.

Secara umum senam NPS ini hampir sama dengan senam-senam aerobik yang populer di Indonesia. Hanya saja, Aidah yang istri tentara, anggota Persit, menambahkan transfer energi kepada peserta senam. Karena itu, Aidah menyebutnya sebagai senam alternatif. Senam sekaligus menjalani terapi pengobatan alternatif. Ini juga tak lepas dari kelebihan Aidah sebagai pengobat alternatif.

Aidah yang lahir pada 29 Juni 1968 ini merupakan istri dari Sersan Mayor Budi Wahono, Babinsa Koramil Balongbendo, Kodim 0816 Sidoarjo. sebagai istri tentara, dia sangat aktif mengikuti kegiatan senam aerobik di wilayah Balongbendo. Kembali ke rumah, dia berlatih sendiri, mengulang gerakan-gerakan senam, yang dia yakini bermanfaat untuk kesehatan.

Ibu tiga anak, yang sudah punya kemampuan trasfer energi sejak kecil, kemudian mencoba memasukan terapi pengobatan alternatif dalam gerakan senamnya. Saat menjadi instruktur, Aidah menebarkan energi kepada semua peserta senam. "Intinya, saya membuka simpul-simpul syaraf di dalam tubuh peserta senam. Ini membuat metabolisme di dalam tubuh menjadi lancar," katanya.

Komunitas Nimas Putri Sabdojati resmi bergabung dengan Formi Sidoarjo pada 4 April 2011. Sejak itu senam aerobik alternatif NSP ini makin populer di Kabupaten Sidoarjo. 

Selasa, 02 Desember 2014

Sidoarjo Juara I Poco-Poco Nusantara 2014

Satu lagi kabar gembira untuk Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Sidoarjo dan Formi Jawa Timur. Tim Formi Jawa Timur, yang diwakili Formi Sidoarjo, berhasil keluar sebagai juara pertama Festival Poco-Poco Nusantara 2014 yang dihelat di TMII Jakarta akhir pekan lalu. Tim poco-poco yang menonjolkan busana tradisional gandrung Banyuwangi ini menyisihkan 72 peserta dari seluruh Indonesia.

Luar biasa! Selamat untuk tim poco-poco Kabupaten Sidoarjo! "Alhamdulillah, anak-anak tampil sangat kompak, harmonis, penuh percaya diri, sehingga layak menjadi the best di festival ini," kata Suwignyo, sekretaris Formi Sidoarjo, yang ikut mendampingi kontingen Formi Jawa Timur (Sidoarjo) di event bergengsi tingkat nasional itu.

Persiapan tim poco-poco Sidoarjo dilakukan selama dua bulan. Mulai dari seleksi anggota tim, mengingat cukup banyak komunitas poco-poco di 18 kecamatan, latihan dasar, latihan intensif, koreografi, hingga penentuan kostum yang mewakili karakter Jawa Timur. "Sebab, anak-anak membawa nama Provinsi Jawa Timur meskipun semuanya orang Sidoarjo," tutur Pak Wignyo.

Dukungan dari Formi Jatim dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo pun layak diacungi jempol. Apalagi Ketua Formi Sidoarjo Hadi Sutjipto juga tak lain wakil bupati Sidoarjo. Ini membuat tim poco-poco sangat percaya diri dan ingin memberikan yang terbaik di festival tahunan itu. "Alhamdulillah, anak-anak tampil lepas, memberikan kemampuan terbaik mereka," kata Pak Wignyo.

Trofi juara pertama pun diserahkan oleh Ketua Formi Indonesia Hayono Isman, yang juga mantan menteri pemuda dan olahraga. Sekali lagi, selamat untuk Formi Sidoarjo dan Formi Jawa Timur.


PEMENANG FESTIVAL POCO-POCO NUSANTARA 2014

Juara I : Jawa Timur (diwakili Kabupaten Sidoarjo)
Juara II : Sumatera Selatan
Juara III: Jawa Barat

Harapan I : DKI Jakarta
Harapan II: DKI Jakarta
Harapan III: Papua

Senin, 01 Desember 2014

Senam Jatung Sehat yang Asyik

Kemarin saya ikut senam jantung sehat di arena Car Free Day, Jalan Ahmad Yani Sidoarjo. Peserta 100 orang lebih, mulai anak-anak sampai lansia. Yang pakai kaos senam jantung semuanya lansia. Rupanya, komunitas jatung sehat di Sidoarjo ini didominasi oleh warga senior.

Asyik juga senam jantung sehat ini. Dimulai dengan menghitung detak jantung, kemudian jalan di tempat, lalu gerakan-gerakan utama. Musik pengiringnya masih khas tempo doeloe alias musik yang dibuat khusus untuk mengiringi senam jantung sehat. Beda dengan senam aerobik, yang musik gonta-ganti tiap minggu, bahkan tiap hari.

Gerakan-gerakannya juga tidak sulit. Saya yang baru pertama kali ikut, anak-anak kecil, pun bisa menirukan gerakan-gerakan instruktur atau anggota senam lama dengan mudah. Ada memang satu dua gerakan yang agak sulit, tapi tidak sesulit senam-senam aerobik modern yang terlalu cepat dan lincah.

Ikut senam jantung sehat di pagi hari ini membuat saya teringat senam kesegeran jasmani (SKJ) di era Orde Baru. Karakter musik, gerakan-gerakannya, beda-beda tipis. Senam yang sengaja dibuat sedemikian rupa agar bisa diikuti dengan mudah oleh sebanyak mungkin masyarakat. Bukan senam yang dibuat sesulit mungkin agar hanya instruktur profesional yang bisa melakukannya.

Yang jadi masalah adalah image senam jantung sehat perlu diubah. Selama ini senam jantung sehat dianggap sebagai senamnya orang tua alias lansia. Padahal, setelah saya rasakan, senam ini sangat cocok untuk semua orang Indonesia untuk menjaga kebugaran tubuh secara rutin.

Salam jantung sehat!