Di Indonesia, Falun Gong dianggap kelompok olahraga biasa. Titik. Bukan organisasi atau gerakan yang ingin merongrong pemerintah Tiongkok. Karena itulah, kelompok senam yang didominasi orang dewasa dan lansia ini tidak pernah mengalami hambatan. Bahkan, di Sidoarjo, Falun Gong sejak dulu berlatih secara rutin di pendapa Dinas Pariwisata Kabupaten Sidoarjo.
Saya perhatikan kelompok Falun Gong ini selalu aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat di Sidoarjo. Kalau ada pawai hari jadi kabupaten, Falun Gong selalu tampil dengan seragam kuningnya itu. Ketika Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FORMI) resmi dibentuk, Falun Gong pun tak ketinggalan. Ikut jadi salah satu komunitas pendukung.
Para praktisi atau anggota Falun Gong biasanya menyampaikan testimoni tentang senam kultivasi ala Tiongkok yang berhasil membuat pikiran tenang, badan sehat, penyakit-penyakit, termasuk yang berat sekalipun, hilang. Tentu saja warga sangat antusias karena ingn sehat juga. Kalau ada keluarga yang sakit, stroke, ya diusahakan ikut. Siapa tahu sembuh.
Di Surabaya, beberapa kegiatan Falun Gong sempat dilarang polisi dan pemkot. Saya menilai bukan Falun Gong-nya yang dilarang, tapi unjuk rasa di halaman Konjen Tiongkok yang tidak dibenarkan. Sebab, kalau sudah main unjuk rasa, menyebarkan poster, selebaran, pernyataan politik... rasanya bukan lagi komunitas senam relaksasi otak.
Syukurlah, di Sidoarjo ini teman-teman Falun Gong hanya fokus pada kegiatan senam dan meditasi. Mereka pun asyik-asyik saja berkecimpung sebagai salah satu komunitas di FORMI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar