Sabtu, 22 November 2014

SPI, SKJ, Poco-Poco, hingga Aerobik

Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat! Ungkapan ini sangat populer di era Orde Baru. Presiden Soeharto dengan kabinet pembangunan sering mengulang-ulang jaron ini: Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat!

Begitu seringnya diulang, juga disampaikan bapak-ibu guru di SD, anak-anak dari Sabang sampai Merauke sangat hafal ungkapan ini. Meskipun tidak semua orang tahu filosofi di balik jargon pemerintah itu.

Pak Harto, sapaan Presiden Soeharto, tak asal bicara. Pemerintahannya, dulu, sangat getol mengadakan kegiatan olahraga di sekolah-sekolah dan kampung-kampung. Pemerintah memperkenalkan senam pagi massal yang dikenal dengan nama SPI: senam pagi Indonesia. Masih ingat logo SPI di kaos-kaos anak-anak? Yah, ada matahari paginya, dengan desain yang sangat sederhana.

Senam massal ala SPI ini memang luar biasa. Semua orang Indonesia, di 27 provinsi, melakukannya. Gerakannya, musiknya... semuanya sama. Seragam. Pemerintah Orde Baru memang suka dengan keseragaman. Kalau ada peserta senam yang tidak seragam, bisa disetrap Pak Guru.

Setelah SPI, diperkenalkan senam kesegaran jasmani alias SKJ. Prinsipnya sama dengan SPI: senam massal dengan gerakan-gerakan yang mudah, sederhana, tapi efektif. Musik pengiring SKJ juga khas, mudah diingat orang. Percayalah, orang Indonesia yang berusia di atas 30 tahun ke atas masih ingat musik pengiring senam-senam massal ala Orde Baru ini. Bahkan, masih bisa melakukan gerakan-gerakan senam seperti saat masih sekolah dasar dulu.

Makin mendekati reformasi, gerakan senam massal ala SPI dan SKJ makin melemah. Tidak lagi semasif era 1980-an. Gerakan-gerakan senam baru cenderung makin cepat dan makin sulit. Karena itu, sulit nancap di benak dan motorik manusia Indonesia. Nah, setelah reformasi, gerakan senam massal, jaron lama "memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat" pun makin dilupakan.

Namun, di pihak lain, masyarakat Indonesia makin kreatif. Makin banyak senam-senam baru yang tumbuh di daerah. Tidak lagi didesain di Jakarta, kemudian diserbarluaskan di seluruh Indonesia ala SPI dan SKJ. Maka, muncullah senam khas Manado yang disebut Poco-Poco. Senam massal yang lebih cocok disebut tarian.

Yah, senam-senam massal gaya baru memang bermunculan di era reformasi, khususnya 10 tahun terakhir. Basic-nya senam aerobik yang diciptakan para instruktur atau guru-guru senam di berbagai pusat kebugaran. "Saya anggap senam sekarang itu bukan senam, tapi menari," kata Ibu Siti, wanita sepuh, yang biasa senam pagi sejak 1950-an.

Memang, senam + menari (dancing) yang diiringi lagu-lagu hits memang sedang jadi tren di masyarakat. Musik pengiring disesuaikan dengan lagu apa saja yang sedang disukai masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar