Sabtu, 11 Juli 2015
Takraw raih 2 medali emas
Kemenangan untuk merebut dua medali emas tersebut merupakan realisasi dari target KONI Sidoarjo. Tim sepak takraw putra merupakan salah satu cabang olahraga (cabor) yang diunggulkan untuk meraih medali emas.Tim putra yang dihuni oleH Fahmi Reza, M Syafrizal, M Azrul Sani, Abdul Muin dan Setyo Istiawan masih terlalu perkasa bagi lawan-lawannya. Termasuk juga tim putri yang diperkuat Uyun Sri Astuti, Umi Masruro, Herdinda Yuliarti, Rizki Tri Handayani dan Nuri Dian masih terlalu tangguh.
Pelatih sepak takraw M Rifai mengatakan, target emas memang ada di pundak para pemain tim beregu putra dan putri. Karena itu para pemain sangat ngotot untuk merealisasikannya. "Para pemain bermain efektif untuk mencari poin," ucapnya.
Menurutnya, sepak takraw tetap harus dievaluasi. Perkembangan pemain sepak takraw di beberapa daerah akan membuat persaingan sepak takraw akan menjadi lebih ketat. "Kita memang diunggulkan tetapi banyak juga tim sepak takraw daerah lain yang sudah meningkat secara performa," pungkasnya.
Sent from my BlackBerry
Sidoarjo gagal 3 besar
Sidoarjo bahkan nyaris terlempar dari posisi lima besar jelang penutupan porprov. Sejumlah cabang olahraga (cabor) yang bertanding di babak final pada 13 Juni berhasil mengangkat peringkat Sidoarjo dengan koleksi tambahan medali emas. Sebelumnya, hingga satu hari jelang penutupan, posisi Sidoarjo masih belum beranjak dari posisi enam.
Cabor yang masuk final di antaranya, bola voli putra dan putri, bola voli pantai putri, futsal, judo, wushu berhasil memperoleh medali emas. Raihan medali tersebut membuat Sidoarjo memperoleh poin signifikan untuk mengatrol peringkat di klasemen akhir.Apalagi, Kabupaten Malang dan Kabupaten Gresik yang awalnya memiliki peringkat di atas Sidoarjo tidak memiliki sejumlah cabor yang masuk final di hari terakhir. Dengan memiliki poin 229 dari akumulasi perolehan medali emas, perak dan perunggu, Sidoarjo akhirnya bisa menyalip dua kabupaten tersebut yang menjadi musuh bebuyutan di porprov.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabinpres) KONI Sidoarjo mengatakan, sejumlah cabor memang meleset dari target untuk memperoleh medali. Hal terebut membuat peringkat Sidoarjo sulit naik untuk masuk lima besar. Kabupaten Malang dan Kabupaten terus mengoleksi medali untuk cabor-cabor yang sudah dipertandingkan sebelum pembukaan pada 6 Juni.
"Sidoarjo awalnya memang sulit beranjak dari posisi 6 karena cabor favorit medali emas beberapa di antaranya baru bertanding di akhir," jelasnya.
Dua hari jelang penutupan porprov tim pemenangan porprov Sidoarjo langsung menggelar rapat untuk membahas target medali emas yang harus didapat oleh cabor yang bertanding di final. Setiap tim pemenangan diharapkan memberikan motivasi agar target tersebut tercapai. "Akhirnya berhasil. Secara hitung-hitungan poin Sidoarjo berhasil menyodok peringkat keempat," jelasnya.
Sekretaris KONI Sidoarjo Sunardi mengakui, jika secara target, peringkat Sidoarjo memang tidak bisa berada di posisi ketiga. Namun, perolehan medali, meningkat dibandingkan porprov 2013 di Madiun. Pada porprov dua tahun lalu, Sidoarjo memperoleh medali 26 emas, 24 emas dan 45 perunggu. Sedangkan, di porprov Banyuwangi, medali yang diperoleh yalni, 30 emas, 35 perak dan 39 perunggu.
"Persaingan porprov kali ini lebih berat dan banyak kejutan," terangnya.
Sebelumnya KONI Sidoarjo menargetkan posisi ketiga di porprov Banyuwangi. Sidoarjo menargetkan medali 57 emas, 66 perak dan 68 perunggu. (Radar Sidoarjo)
Sent from my BlackBerry
Hadi Sutjipto kunci sukses Formi Sidoarjo
Formi Sidoarjo beruntung karena sejak awal ditangani Hadi Sutjipto. Beliau wakil bupati Sidoarjo. Di tengah kesibukannya yang seabrek, Sutjipto sangat intens mengurusi berbagai komunitas olahraga yang tergabung dalam Formi. Beliau rela tidak libur akhir pekan untuk menyemangati komunitas-komunitas itu.
Sulit membayangkan Formi Sidoarjo bisa berkembang pesat dalam waktu singkat tanpa sentuhan tangan dingin Sutjipto. Ya jelas aja, beliau kan wabup. Punya otoritas untuk menggerakkan sumber daya di kabupaten? Bisa memerintahkan kepala-kepala dinas, para camat, hingga kepala desa? Bisa mengusahakan anggaran?
Betul. Tapi, jangan lupa, sebagian besar formi di Jatim ternyata tidak jalan. Padahal formi-formi itu juga dipimpin wakil bupati atau wakil wali kota. Ini membuktikan bahwa Pak Sucipto memiliki leadership yang mampu menggerakkan formi di Sidoarjo. Tanpa leadership mustahillah sebuah organisasi bisa berjalan dengan baik. Apalagi formi ini bukan organisasi yang bisa membuat orang cepat populer seperti PSSI yang jadi rebutan banyak tokoh itu.
Hanya saja, perlu diingatkan bahwa Pak Sutjipto tentu tidak mungkin terus-terusan mengurusi formi. Jika beliau tak lagi menjabat wakil bupati, otomatis formi harus diurus oleh orang lain yang mungkin bukan pejabat setingkat wakil bupati. Bisa jadi orang biasa, pensiunan pejabat, yang tak punya akses ke pemkab sehebat Hadi Sutjipto.
Dan itu akan menjadi batu ujian yang sesungguhnya untuk Formi Sidoarjo. Apakah bisa tetap jaya jika tidak dipimpin oleh pejabat tinggi? Apakah kegiatan rutin car free day yang dipuji formi pusat bisa berlanjut? Mampukah formi bisa eksis tanpa difasilitasi pejabat?
Mudah-mudahan Formi Sidoarjo siap menghadapi situasi seperti itu?
Sent from my BlackBerry
Sidoarjo kuasai bola voli putra dan putri
Tim putri juga tidak kalah digdaya. Mereka juga berhasil melumat tim bola voli putri Kabupaten Probolinggo. Tim putri bahkan tidak pernah kalah mulai babak penyisihan hingga partai final.Hasil tersebut sekaligus membuat sejarah bagi tim bola voli Sidoarjo dengan mengawinkan dua gelar bola voli indoor.
Raihan emas itu juga untuk mengobati hasil dari tim bola voli pantai yang hanya meraih satu medali emas di nomor voli pantai putri.
Pelatih bola voli putri Sidoarjo Pedro Bertholemous Lilipaly mengatakan, hasil positif selama babak penyisihan tidak disiasiakan tim. Tim bola voli putrid terus mencari target memenangkan pertandingan. "Meski sudah lolos penyisihan kami tidak ingin main-main dan kami ingin terus menang."
Dia mengungkapkan, mental bertnding para pemain yang sudah terjaga akhirnya membuahkan hasil. Para pemain tampil prima di semifinal hingga final. Meski menghadapi lawan berat, namun para pemain tetap menampilkan permainan terbaik. "Medali emas merupakan hasil kerja keras pemain."
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pelatih bola voli putra Sidoarjo, Markoji. Meski harus mati-matian memperoleh nilai di babak penyisihian, namun Sidoarjo akhirnya bias meraih emas. Puncak permainan, tim Kota Delta ditunjukkan setelah menang 3-0 melawan tim Kabupaten Banyuwangi 3-0 di babak penyisihan.
"Setelah kalah lawan Kabupaten Blitar, tim harus menang lawan tuan rumah. Para pemain tidak beban justru malah percaya diri," katanya.
.Dia menegaskan, setelah masuk di babak semifinal para pemain semakin bersemangat. Menghadapi musuh bebuyutan tim Kota Surbaya di final, para pemain tampil lepas. "Para pemain tampil all out dan memperoleh hasil yang luar biasa," ucapnya.
Ketua Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Sidoarjo Sigit Setyawan mengaku bersyukur dengan raihan emas dari bola voli indoor. "Ini hasil kerja keras semua tim bola voli putra dan putrid. Alhamdulillah bisa memberikan sumbangan emas untuk Sidoarjo," katanya. (Radar Sidoarjo)
Sent from my BlackBerry
Sidoarjo rajanya futsal di Jawa Timur
Ini berarti Sidoarjo berhasil mempertahankan medali emas sejak futsal dipertandingkan di porprov Madiun 2013. Tidak keliru kalau orang bilang Sidoarjo adalah rajanya futsal Jatim. Surabaya di posisi ketiga.
"Anak-anak main tenang dan sangat nyaman. Laga final itu justru penampilan terbaik anak-anak," kata Ruliyanto, pelatih futsal Sidoarjo.
Biasanya pemain-pemain sulit bermain nyaman di depan pendukung tuan rumah. Namun kamus lawas itu tidak berlaku untuk Sidoarjo. Mereka justru makin kesetanan saat diteror suporter tuan rumah. Ini juga menunjukkan mental juara anak-anak kota delta.
Prestasi Sidoarjo di ajang futsal Jatim memang mencorong. Yakni, juara pertama kejuaraan antar-pengcab 2012, porprov Jatim 2013, Kejurprov 2014 dan Porprov Jatim 2015.
Manajer tim futsal Sidoarjo, Dedy Eko Suwandi menegaskan, perjuangan timnya sejak babak penyisihan hingga final cukup berat. "Kami menghadapi lawan yang tangguh-tangguh sejak babak penyisihan. Kami bertemu Kabupaten Blitar di babak penyisihan, kemudian menghadapi Gresik, Surabaya dan terakhir Banyuwangi," urai Dedy pemilik Dyvy FC.
Persiapan Sidoarjo memang sistematis dan berjenjang. Selepas porprov 2013, pengurus langsung mengadakan kompetisi remaja siswa SMP. Bibit-bibit muda itu kemudian digembleng agar terbentuk tim yang solid.
Sent from my BlackBerry
Sepakbola dapat perak di Porprov 2015 Banyuwangi
Tapi tim asuhan Istokoh itu berhasil membalikkan keraguan banyak orang. Tampil trengginas di babak kualifikasi, dan akhirnya tembus ke partai final. Sayang, di babak final stamina pemain Sidoarjo kedodoran. Kalah dari Tulungagung yang tadinya dianggap bukan unggulan.
Maklum, di semifinal anak-anak muda itu harus berjuang keras hingga adu penalti melawan Pasuruan. Tim pelatih juga mengaku buta kekuatan Tulungagung yang sebelumnya bikin kejutan dengan mengalahkan tuan rumah Banyuwangi. Ini jadi pelajaran bagi Sidoarjo agar jangan sekali-kali meremehkan lawan.
Sebelum porprov di Banyuwangi, Sidoarjo hanya menganggap Surabaya sebagai saingan terberat yang harus dikalahkan. Karena itu, di laga pertama penyisihan grup, Machali dkk langsung fight untuk menyingkirkan Surabaya. Hasilnya Surabaya kalah telak 4-0.
Meskipun gagal mendapat medali emas, tim sepakbola Porprov Sidoarjo berhasil mewujudkan target masuk final. Semoga dua tahun mendatang Sidoarjo bisa menjadi yang terbaik, the best, di Jawa Timur. Jangan puas jadi runner-up!
Sent from my BlackBerry
Persida dikembalikan ke Pemkab Sidoarjo
"Persida itu aslinya memang milik Pemkab Sidoarjo. Makanya kami kembalikan ke pemkab agar Persida bisa lebih baik ke depan," kata Ahmad Riyadh, ketua Askab PSSI Sidoarjo yang juga pengurus PT Bumi Persida Jenggolo.
Riyadh mengaku babak belur ketika mengelola Persida yang ikut kompetisi divisi utama 2014. Sulit cari sponsor, dukungan dari pemkab pun tak ada, karena Persida dianggap klub profesional. Upaya Riyadh dkk meminta pemkab "menekan" perusahaan-perusahaan di Sidoarjo untuk urunan lewat CSR pun mentok.
Akibatnya, Persida tidak bisa melakukan persiapan untuk mengikuti kompetisi divisi utama 2015. Bahkan, sehari sebelum kickoff divisi utama pun manajemen dan tim Persida belum terbentuk. Tidak jelas nama-nama pemain Persida. Syukurlah, kompetisi divisi utama dibatalkan gara-gara konflik antara PSSI La Nyalla dan Menpora Imam Nahrawi.
Riyadh dkk justru bisa tersenyum di balik kisruh PSSI vs menpora yang tak berkesudahan itu. Akankah Persida bisa lebih baik dikelola sendiri oleh Pemkab Sidoarjo? Kita tunggu saja.
Sent from my BlackBerry
Minggu, 10 Mei 2015
Askab Sidoarjo Ikut Bingung
Sekretaris Askab PSSI Sidoarjo Rosyid Mardani mengaku belum tahu apakah keputusan PSSI pusat untuk menyetop kompetisi itu juga berlaku untuk kompetisi internal di tingkat kabupaten/kota. Jika keputusan pemberhentian kompetisi tersebut berlaku untuk seluruh komptisi di lingkungan PSSI, dari pusat sampai daerah, otomatis kompetisi internal di lingkungan Askab Sidoarjo pun terpengaruh.
"Makanya, kami masih mempertanyakan bagaimana kelanjutan kompetisi internal di Sidoarjo," ujarnya Rabu (6/5/2015).
Menurut Rosyid, kepastian harus segera disampaikan ke karena kompetisi internal segera dimulai di daerah-daerah. Askab PSSI Sidoarjo pun segera memulai kompetisi internal. "Kompetisi internal itu untuk mencari bibit pemain baru," katanya.
Jika kompetisi dihentikan, imbuhnya, pembibitan pemain akan berhenti. Tidak ada event untuk bisa melihat kemampuan para pemain berbakat di daerah-daerah. Di Sidoarjo ada 36 klub peserta kompetisi internal. Baik itu di kelas utama, kelas 1, dan kelas 2. Jika kompetisi dihentikan, maka ratusan pemain itu tidak akan mendapatkan wadah untuk unjuk kebolehan. "Wasit maupun perangkat pertandingan juga akan nganggur," keluhnya.
Sumber : radar sidoarjo
Manajemen Deltras Pasrah Liga Nusantara Distop
Keputusan ini sudah diprediksi sejak awal oleh manajemen Deltras. Pasalnya, Liga Nusantara Zona Jawa Tengah juga distop. Penghentian Liga Nusantara tentu saja berpengaruh pada nasib tim Deltras yang telah susah payah merekrut dan membina para pemain. Deltras bahkan sudah melakukan serangkaian uji coba. Baik itu dengan tim peserta Liga Nusantara maupun Divisi Utama.
Manajemen Deltras belum bisa dihubungi terkait berhentinya Liga Nusantara ini. Pengurus Deltras Achmad Amir Aslichin belum bisa dikonfirmasi. Telepon selulernya tidak aktif saat dihubungi Radar Sidoarjo. Begitu pula sekretaris Deltras Achmad Zaini tidak menjawab
saat ditelepon maupun di-SMS.
Pelatih Deltras Harmadi mengaku sudah mendengar kabar pemberhentian Liga Nusantara. Pria asli Sidoarjo ini kecewa berat dengan kabar buruk tersebut. Sebab, tim Deltras sudah siap mengikuti laga perdana. "Liga Nusantara distop dan kapan dilanjutkan juga belum tahu," keluhnya.
Sebelum berkomunikasi dengan manajemen Deltras, Harmadi akan mengajak para pemain untuk tetap berlatih. Hal tersebut sebagai komitmen dirinya atas kontrak yang diberikan oleh manajemen. Sama halnya dengan para pemain yang juga sudah mengikat kontrak klub berjuluk The Lobster itu. "Kami masih tunggu sikap dari manajemen bagaimana. Kasihan kan para pemain," pungkasnya.
Sumber: Radar Sidoarjo
Sabtu, 02 Mei 2015
Perkesa 78 Cikal Bakal Suap di Sepakbola Indonesia
Pelatih Istikhoh Ancam Mundur jika 8 Pemain Porprov Dibajak Persida
Selasa, 28 April 2015
Persida Comot Pemain Porprov Sidoarjo
Sabtu, 25 April 2015
Vigit Waluyo selamatkan Persida
Jumat, 24 April 2015
Ditolak Deltras, Persida Pasrah
Manajemen Deltras Tolak Perkuat Persida
Kamis, 23 April 2015
Deltras Berseragam Persida Ikut Divisi Utama
Rabu, 22 April 2015
Laga Perdana: Persida vs Blitar
Hingga H-5 laga perdana, Persida bahkan belum memiliki manajer. Tidak hanya manajer, jajaran pelatih dan nama-nama pemnain yang akan membela panji tim kebanggaan Sidoarjo ini juga belum jelas. Komisaris PT Bumi Persida Jenggolo Ahmad Riyadh mengatakan, setelah manager meeting
dilaksanakan, Senin (20/4/2015), di Jakarta, jadwal kompetisi Divisi Utama telah dipastikan.
"Maka, mau tidak mau kita harus tetap ikut Divisi Utama," katanya. Riyadh mengungkapkan, tim Persida untuk Divisi Utama 2015 segera ditentukan beberapa hari ke depan. Apakah memilih pemain
porprov atau pemain Persida musim lalu yang belum bergabung dengan klub lain. "Itu yang kami pikirkan. Pemain-pemain mana saja yang akan masuk Persida," ucapnya.
Jika menggunakan pemain Porprov Sidoarjo, pengacara kawakan ini optimistis Persida bisa berbicara di kompetisi kasta kedua itu. Sebab, pemain-pemain porprov sudah lama melakukan persiapan. Kualitas mereka juga di atas rata-rata. Anak-anak porprov juga sudah sering mengikuti laga uji coba. "Niat kami hanya ingin bertahan di Divisi Utama," tegasnya.
Bagaimana anggaran untuk kompetisi Divisi Utama? Riyadh yang juga ketua Askab PSSI Sidoarjo ini mengatakan, hingga tadi malam belum ada sponsor yang nyantol ke Persida. Ini jelas mempengaruhi kondisi keuangan Persida yang sudah senen-kemis. "Kita lihat saja sambil jalan
kompetisi," ucapnya.
Minggu, 19 April 2015
Persida Incar Pemain Porprov
Komisaris PT Persida Bumi Jenggolo Ahmad Riyad mengatakan, Persida belum juga mendapat sponsor menjelang kick-off pada 26 April 2015. Karena itu, opsi terbaik adalah mengontrak pemain-pemain dengan bayaran murah. Pemain porprov yang saat ini melakukan persiapan untuk tampil
pada babak utama di Banyuwangi pun menjadi alternatif. "Saya melihat kualitas pemain porprov sangat bagus," katanya (2/4/2015).
Ada sekitar 10 pemain yang dianggap layak memperkuat tim Laskar Jenggolo. Pemain tersebut memiliki skill mumpuni meski masih sangat belia. "Saat uji coba dan pertandingan kualitas mereka bagus," ucap mantan ketua Askab PSSI Sidoarjo ini.
Selain tim porprov, manajemen juga masih menawarkan para mantan pemain Persida yang belum bergabung dengan klub lain. Dia yakin ada beberapa pemain yang masih menunggu keseriusan Persida untuk mengarungi Divisi Utama 2015. "Meski sudah ada yang memiliki tim, pasti ada yang belum juga," ucapnya.
Pemain muda Persida musim lalu juga dinilai memiliki kualitas yang sama. Sebelum melakukan tanda tangan kontrak, manajemen akan melakukan pembicaraan terkait besaran gaji. Manajemen tidak akan memberikan gaji selangit seperti musim lalu.
Ahmad Riyad menegaskan, saat ini manajemen Persida masih memiliki utang kepada pemain sekitar Rp 180 juta. Jumlah tersebut untuk membayar gaji para pemain. "Kami akan bayar dulu utang kepada pemain sebelum mengontrak pemain baru," ucapnya.
Manajemen juga masih mengatur jadwal untuk bertemu Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. Pertemuan tersebut untuk meminta keseriusan Pemkab Sidoarjo membantu Persida. "Ini tim asli Sidoarjo, masak tidak ada kepedulian sama sekali," pungkasnya.
Pemain Persida Putri Perkuat Timnas
Kelima pemain yang lolos seleksi adalah Dewi Maisaroh (wing back kanan), Nur Laili Khomariyah (wing back kiri), Febriana Kusumaningrum (penyerang), Aku Diana Tebay (penyerang), dan Lila Puspita (stopper). "Alhamdulillah, lima pemain Persida Putri bisa masuk timnas. Ini
prestasi yang luar biasa," kata pelatih Persida Putri M Iksan kepada Radar Sidoarjo (3/4/2015).
Menurut Iksan, lolosnya lima anak asuhnya itu bisa sedikit mengobati kekecewaanya atas kegagalan menjadi juara dalam kejuaraan nasional sepak bola putri di Jakarta tahun 2014. Kala itu Persida Putri harus puas di peringkat ketiga setelah dikalahkan Papua 2 yang keluar sebagai juara.
"Saya bisa bangga meskipun dulu gagal juara, tapi sekarang lima pemain Persida dipercaya membela timnas," katanya.
Iksan menilai lima pemain itu memang layak masuk timnas. Sebab, mereka memiliki keistimewaan masing-masing. "Skill individu, teknik, dan stamina mereka bagus," ungkapnya.
Disinggung mengenai agenda Persida Putri, Iksan menjelaskan, pihaknya sedang mempersiapkan tim untuk turun di Piala Budhe Karwo pada 21 April 2015 di Kediri. "Kami masih seleksi pemain-pemain lagi,"katanya.
Sabtu, 18 April 2015
Persida terancam degradasi ke Liga Nusantara
Selain tidak ada sponsor, tim yang dilatih pelatih sementara Jamrawi juga menghentikan latihan. Sebab, sampai sekarang belum ada kejelasan nilai kontrak pemain dan pelatih. Mantan Sekretaris Persida Rosyid Mardani mengatkan, manajemen Persida akan berkumpul untuk membahas
tindak lanjut rencana merger dengan Deltras. Pertemuan yang dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini akan menentukan langkah Persida. "Pemilik klub dan seluruh manajemen Persida akan duduk
bersama," katanya (17/4/2015).
Dia menegaskan, jika rencana merger tidak mendapat lampu hijau, Komisaris PT Persida Bumi Jenggolo (PBJ) Achmad Riyad dan Direktur PBJ akan berupaya mencarikan jalan keluar. "Saat ini kami belum ada dana sepeser pun. Manajemen berupaya semaksimal mungkin," ucapnya.
Dia mengakui, format lima tim yang terdegradasi di babak pertama membuat peluang Persida untuk turun kasta sangat besar. Apalagi, persiapan Persida juga belum maksimal. Namun, Persida tetap berupaya mengikuti kompetisi Divisi Utama 2015. "Mau bagaimana lagi, ya, tetap harus
kita ikuti," katanya.
Dia menegaskan, pada 20 April 2015 manajemen akan mengikuti manager meeting Divisi Utama 2015 di Jakarta. Setelah pertemuan tersebut, nantinya jadwal Divisi Utama akan ditentukan. Persida berharap, PSSI juga memundurkan jadwal Divisi Utama agar persiapan Persida lebih matang.
"Saya yakin akan diundur dari jadwal awal 26 April," katanya. (sumber: radar sidoarjo)
Manajemen Persida Pasrah Dimerger
Mantan Sekretaris Persida, yang saat ini menjabat sebagai sekretaris Askab PSSI Sidoarjo Rosyid Mardani, mengatakan, kondisi keuangan Deltras lebih baik ketimbang Persida musim ini. Ini terlihat dari kesiapan Deltras mengikuti Liga Nusantara 2015. Karena itu, Persida melalui Askab PSSI berharap Deltras juga ikut membantu membesarkan Persida. "Meski kita di musim Divisi Utama 2014 bersaing, tapi hendaknya bersatu tahun ini," katanya (16/5/2015).
Kondisi keuangan Persida yang cekak dipastikan sulit mengikuti Divisi Utama 2015. Untuk sekadar bertahan di Divisi Utama 2015 perlu dana sekitar Rp 2 miliar. Nilai tersebut sulit didapat manajemen Persida sampai sekarang. "Makanya, harus ada solusi secepatnya," ucapnya.
Menurut Rosyid, dengan penggabungan Persida dan Deltras, maka Sidoarjo hanya memiliki satu tim yang berlaga di Divisi Utama. Tidak hanya bisa bertahan, klub hasil merger ini juga bisa berkompetisi di Indonesia Super League (ISL). "Kita harus naik ke level tertinggi," tegasnya.
Dia berharap manajemen Deltras segera memberikan kepastian tentang kerja sama dengan Persida. Jawaban manajemen Deltras sangat dibutuhkan agar manajemen sementara Persida segera bersikap. Sebab, jadwal Divisi Utama sudah sangat mepet.
sumber: radar sidoarjo
Deltras di Grup 2 Liga Nusantara
Kick-off atau laga perdana dimulai pada 9 Mei 2015. Liga Nusantara zona Jatim musim ini diikuti 28 tim yang dibagi dalam tiga grup. Beberapa tim di Grup 2 Jatim ini kenyang pengalaman bertanding di
kompetisi Divisi Utama. Deltras Sidoarjo akan berduel dengan Perseba Bangkalan.
Tim lain adalah Laskar Angling Darma, julukan Persibo Bojonegoro, juara Divisi Utama 2009/2010. Persema 53 juga bisa menjadi batu sandungan bagi Uston Nawawi dkk. Persema Malang yang dulu disegani dalam pentas sepak bola nasional kini turun kasta dan berubah nama menjadi Persema 53.
Pengurus Deltras Achmad Amir Aslichin mengatakan, tim Deltras sudah menyiapkan tim meski beberapa sektor masih perlu dibenahi. Amir tetap yakin peluang lolos Deltras tetap terbuka. "Kami harus optimistis dan terus menyiapkan tim," terangnya.
Dia mengaku masih mempelajari kekuatan dari delapan tim di grup. Peluang lolos semua tim relatif sama. "Ya, harus bisa lolos. Kita cukup setahun di Liga Nusantara," tegasnya.
sumber: radar sidoarjo
Kamis, 16 April 2015
Porprov Sidoarjo Kalah dari Pra-PON Jatim
Persida Sulit Ikut Divisi Utama 2015
Minggu, 01 Maret 2015
Ling Tien Kung Meriahkan Car Free Day
Setelah senam Ling Tien Kung, masyarakat kembali diajak senam. Kali ini, senam aerobik diiringi musik rancak yang diputar oleh seorang Disc Jockey (DJ).
Di kanan dan kiri panggung, beberapa tenda sponsor tampak ramai dipenuhi warga. Tenda minuman isotonik Sporade tampak ramai setelah warga mengikuti senam aerobik. Bagi pembeli minuman Sporade mendapatkan kupon undian berhadiah uang tunai.
Tak kalah ramai dengan tenda Sporade, tenda Radar Sidoarjo dijubeli warga yang membeli koran untuk mendapatkan balot undian. Di akhir acara, balot tersebut diundi. Lima orang pemenang mendapatkan hadiah dari Honda dan Radar Sidoarjo.
Para pengunjung juga mendatangi tenda Honda. Mereka melihat-lihat produk terbaru Honda. Suasana semakin meriah ketika penyanyi dangdut dari panggung Honda melantunkan lagu dan beberapa orang asyik ikut bergoyang.(nis/rek)
FORMI Sidoarjo Hadapi Fornas 2015
(Rakerda) FORMI Kabupaten Sidoarjo di ruang Delta Graha Pemkab, Kamis (26/2/2015).
Harapan yang disampaikan oleh Hadi Sutjipto yang juga wakil bupati Sidoarjo ini tidak berlebihan karena selama ini komunitas dan kelompok olahraga di bawah naungan FORMI Sidoarjo banyak yang berprestasi. Seperti tim senam poco-poco bisa meraih juara nasional dengan meraih
trofi Ibu Negara RI.
Tak hanya itu, pemilihan Putra Putri Bugar tingkat nasional menyabet runner-up II putra dan putri untuk kategori pelajar/mahasiswa dan runner-up III untuk kategori umum. Prestasi yang terbaru, atlet panco Sidoarjo meraih juara dua tingkat dunia di Balikpapan.
"Saya bangga FORMI bisa memboyong trofi ibu negara yang penyerahannya ketika ada tamu dari Denmark (35 atlet National Danish Performace pada 12 Desember 2014, red). Prestasi ini berkat kekompakan dan semangat bapak ibu dalam FORMI," ujarnya.
Terkait program kerja 2015, Hadi Sutjipto meminta agar pada perubahan anggaran keuangan (PAK) bisa dianggarkan untuk kegiatan FORMI. Selama ini, FORMI Sidoarjo mendapat dana hibah Rp 350 juta yang harus dibagi untuk kegiatan komunitas, kelompok olahraga, dan FORMI kecamatan.
"Tolong pada PAK ada anggaran (kegiatan FORMI) di Dinas Pendidikan, Disporbudpar, di SKPD dan juga di kecamatan," harapnya.
Sementara itu, Ketua Umum FORMI Jawa Timur Suparman menilai dari 21 FORMI di Jawa Timur, FORMI Kabupaten Sidoarjo yang mendekati sempurna. Memang kegiatan FORMI Sidoarjo lebih banyak dibanding FORMI di kabupaten/kota lainnya. Selain Car Free Day yang digelar di Jalan A
Yani Sidoarjo bekerja sama dengan Radar Sidoarjo tiap Minggu, FORMI juga menggelar CFD serentak di 18 kecamatan tiap bulan sekali.
"FORMI Sidoarjo mendekati sempurna, di kabupaten/kota lainnya ada yang mati suri. Setelah pengurus dilantik, tidak ada kegiatan," jelasnya.
Dalam Rakerda FORMI, Ketua Harian FORMI Jatim M Muhyi memaparkan tentang manajemen konflik olahraga. Memang dalam kepengurusan tak lepas dari konflik, karena itu harus bisa me-manage-nya demi kemajuan organisasi. Sedangkan, untuk penyusunan program FORMI 2015, kemarin melalui sidang komisi bidang kelembagaan, promosi, festival dan sumber
daya manusia. (no)
sumber: radar sidoarjo
FORMI Sidoarjo Gelar CFD di 18 Kecamatan
CFD serentak ini digelar di masing-masing kecamatan ini untuk mendukung program langit biru. Setidaknya, dengan adanya CFD mulai pukul 06.00 hingga 08.00, bisa diwujudkan udara yang bersih dan bebas dari polusi kendaraan bermotor."Keberadaan FORMI ini harus bisa mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga," ujar Hadi Sutjipto yang juga wakil bupati (wabup) Sidoarjo itu.
Menurut Pak Tjip, panggilan akrab wabup, sesuai pilar organisasi menurut undang-undang ada olahraga rekreasi, olahraga pendidikan, dan olahraga prestasi. Nah, FORMI lewat CFD serentak di 18 kecamatan ini harus bisa mengembangkan olahraga rekreasi dengan komunitas dan kelompok olahraga yang dinaunginya.
"Karena itu, teman-teman FORMI kecamatan harus memfasilitasi kegiatan CFD serentak. Olahraga rekreasi itu kalau senam masih bisa sambil mesem," ujarnya.
Sekretaris FORMI Sidoarjo Suwignyo SH menyambut baik CFD serentak di 18 kecamatan yang didukung Radar Sidoarjo. Bahkan, Suwignyo siap menyusun jadwal kegiatan di masing-masing kecamatan. "Kalau perlu ditambah dalam sebulan ada satu kecamatan yang menggelar CFD pada
minggu pertama, kami siap menjadwalkannya," ujarnya.
Suwignyo mengatakan antusiasme FORMI kecamatan terhadap kegiatan CFD serentak ini sangat luar biasa. Untuk menilai tingkat keberhasilan CFD serentak di 18 kecamatan ini ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Misalkan, kegiatan itu harus dilaksanakan di jalan bukan di lapangan, seberapa banyak massa yang terlibat, termasuk komunitas di bawah naungan FORMI.
"Keterlibatan forum komunikasi kecamatan (forpimka), yang meliputi camat, kapolsek, dan danramil pun ikut jadi kriteria keberhasilan," jelasnya.(no)
Sumber: Radar Sidoarjo